JAKARTA, investor.id – PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) mengklaim sudah mengantongi komitmen dari 14 pemain pusat data (data center) berskala besar, untuk menempati zona high-tech di lahan seluas 300 hektare (Ha) milik perseroan di Greenland International Industrial Center (GIIC) Kota Deltamas, Cikarang, Jawa Barat.
Direktur Puradelta Lestari (DMAS) Tondy Suwanto menjelaskan bahwa 14 perusahaan data center tersebut merupakan pemain industri dengan kategori hyperscale tier 4, dan semuanya sudah resmi bergabung di DMAS.
“Kita boleh bangga, di dunia ini tidak ada tempat seperti Deltamas di mana 14 pemain data center kelas dunia bergabung di satu lokasi,” ujar dia di acara Emiten Corner bertajuk Persist in Building Integrated Township yang diselenggarakan PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI), Rabu (17/1/2024).
Karenanya, dia meyakini, data center akan menjadi bisnis yang prospektif ke depan. Terbukti, kontribusi dari bisnis ini turut menjadi driver terhadap pendapatan Puradelta.
“Sejak 2019, kami sudah mengantisipasi akan banyak perusahaan data center yang masuk ke Indonesia, dan pemainnya bukan abal-abal,” imbuh dia.
Bahkan, pemerintah sudah menempatkan salah satu pusat data nasional di Deltamas untuk mengintegrasikan semua bisnis di Indonesia. Ditambah lagi, dengan kehadiran pemain-pemain besar lainnya.
Hanya saja, Tondy mengaku belum bisa menyebutkan secara terbuka para pemain besar di industri data center yang sudah menjadi tenant di DMAS. Yang jelas, mereka adalah pemain-pemain besar dari negara seperti Amerika, Belanda, Singapura, Malaysia, Australia, Hongkong, dan tentu Indonesia.
Di antara para pemain tersebut, pemain data center asal Amerika merupakan yang pertama kali bergabung di Deltamas. Tepatnya, setelah Pemerintah Indonesia menerbitkan regulasi terkait data-data bisnis yang wajib berada di Indonesia.
Belakangan, DMAS juga memahami, telah terjadi transformasi besar-besaran di industri digital yang mendorong penetrasi internet penduduk Indonesia mencapai lebih dari 75%. Artinya, Tondy berpandangan, data kini telah berubah menjadi new gold yang tidak lagi diizinkan berada di luar Indonesia.
Karena itu, para pemain data center global berbondong-bondong memesan lahan di DMAS, sambil perseroan juga terus mengantisipasi terkait peraturan mengenai data yang harus berada di dalam negeri tersebut.
“Kami siapkan, satu zona khusus. Kami tahu akan ada banyak pemain data center yang masuk ke Indonesia karena penduduk Indonesia besar dan migrasi data yang saat ini terdapat di negara-negara tetangga akan bermigrasi ke Indonesia,” tandas Tondy.
0 Komentar