e-Bin, Tempat Sampah Berbasis Internet of Things

 


Anggota Tim Ecomatriks, Hilda Arianti, menunjukkan tempat sampah berbasis Internet of Things (IoT) bernama e-Bin.

 

SALAH satu anggota Tim Ecomatriks, Hilda Arianti, menjelaskan, dalam satu unit tempat sampah e-Bin, terdapat dua bilik, untuk sampah non organik dan organic “Jadi, ini tempat sampah berbasis IOT. Di tempat sampah itu ada bagian yang khusus untuk botol plastik, kaleng, atau sampah yang bisa didaur ulang. Di bilik satunya lagi ada residu. Residu itu untuk sampah organik dan tidak bisa direcycle,” terangnya, Senin (22/01/2024) siang.

Selain itu, kata Hilda Arianti, di tempat sampah e-Bin, terdapat sistem monitoring dengan sensor khusus. Apabila sampah sudah penuh, akan pesan atau notifikasi pada website, yang terhubung ke nomor WhatsApp yang tersambung.  “Di tempat sampah kita ada sistem monitoring. Ada sensornya. Misal tempat sampah penuh, akan masuk pada website dan notifikasi WA kami,” lanjutnya.

Kemudian, sampah akan dipilah dan disetorkan kepada mitra Ecomatriks, yang sudah bekerjasama untuk pengelolaan sampah.

Tempat sampah e-Bin memiliki kapasitas 120 liter setiap biliknya. Proses pembuatan produk hanya memerlukan waktu satu minggu. Dengan anggota tim yang memiliki kompetensi di bidang IT.  “Untuk proses pembuatan tempat sampah hingga pemasangan sensor, sekitar satu minggu. Kita dibantu vendor. Sedangkan pemasangan sistem IoT-nya dan sensornya, dari tim kami sendiri,” katanya.

Saat ini, tempat sampah e-Bin dibandrol dengan harga Rp 3 juta per unit. Pembeli bisa menambah fitur, sesuai keinginannya. Kini, produk tersebut juga dilirik  RS Bhayangkara Hasta Brata, Kota Batu.  “Sudah ada komunikasi dengan Rumah Sakit Bhayangkara. Sudah fiks, membeli 3 unit tempat sampah dengan sistem monitoring. Kemungkinan di rumah sakit akan menambah fitur yang dimansensor suara,” kata Hilda bangga.

Sementara itu, Founder Tujubelasan Startup Fest, Asandra Salsabila, menjelaskan, ada 19 start up yang mengikuti 2023 Startup Competition. Mereka terpilih dari 50 pendaftar yang diseleksi. Masing-masing peserta diberi modal Rp 5 juta untuk mengembangkan produknya dalam waktu satu bulan. Seluruh peserta memamerkan produknya di Lapangan Rampal dalam kegiatan Tujubelasan Sunday Funday With Sport-Up, Minggu (21/01/2024).

“Ada (para peserta) yang banyak cerita sudah dapat klien juga, dapat customer baru dari event ini,” katanya.

Selain itu, terdapat peserta dengan produk budidaya maggot, pengolahan sampah plastic, dan lainnya. Asandra berharap, kompetisi stratup ini dapat membesarkan talenta-talenta muda di Malang Raya. 


Sumber : https://tabloidjawatimur.com/e-bin-tempat-sampah-berbasis-internet-of-things/

Posting Komentar

0 Komentar