Ind0nesia akan segera memiliki teknologi mutakhir dalam dunia medis, yaitu robotic telesurgery atau robot yang digunakan untuk melakukan operasi bedah jarak jauh.
Dalam pengembangannya, Indonesia menggandeng Iran sebagai bentuk kerja sama untuk pilot project ini. Sebab, saat ini Iran sudah memiliki teknologi robotic telesurgery yang sudah mumpuni.
Hal ini tentunya akan memberikan kontribusi besar dalam dunia medis. Sebab, saat ini perbandingan antara jumlah penduduk dengan jumlah dokter di Indonesia masih tergolong cukup timpang. Mengacu dari situs Pemprov Jabar, setidaknya ada 4000 dokter yang melayani 280 juta penduduk.
Dalam praktiknya, pembedahan dilakukan dengan menggabungkan teknologi robotik dan telesurgery (bedah jarak jauh). Oleh karena itu, nantinya teknologi ini bisa memperkuat transformasi kesehatan layanan rujukan di seluruh wilayah Indonesia.
Tiga rumah sakit menjadi pilot project
Sejauh ini, sudah ada tiga rumah sakit di Indonesia yang sudah ditetapkan sebagai tempat pilot project atau uji coba.
Rumah sakit tersebut antara lain RSUP Dr. Hasan Sadikin (Bandung), RSUP Dr. Sardjito (Yogyakarta), serta Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (Medan) yang baru saja ditetapkan pada 30 Desember 2023 kemarin.
Tentunya para dokter akan mendapatkan pelatihan agar mampu mengendalikan robot sebagai simulator dalam teknologi robotic telesurgery ini.
Untuk pelatihannya sendiri terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama, para dokter bedah berlatih menggunakan simulator dan pada tahap selanjutnya, pelatihan menggunakan jaringan hewan.
Menjangkau daerah-daerah terpencil
Di masa depan akan banyak orang yang tertolong dengan pembedahan robotik ini. Inovasi teknologi ini dapat diterapkan pada tindakan -tindakan dalam bedah pencernaan, bedah urologi dan ginekologi. Dibandingkan dengan pembedahan biasa, Bedah Robotik mempunyai beberapa kelebihan.
Gerakan robot yang akurat dan presisi akan membuat luka menjadi lebih kecil sehingga mengurangi rasa sakit pasca operasi. Selain itu, trauma jaringan dan risiko pendarahan lebih sedikit serta risiko infeksi yang lebih kecil.
Selain itu, dengan pembedahan robotik, lama waktu rawat pasien lebih singkat sehingga pasein dapat lebih cepat beraktivitas kembali.
“Kita berharap teknologi robotic telesurgery ini akan dapat memberikan pelayanan bedah kepada semua masyarakat hingga di daerah-daerah terpencil dengan kualitas yang sama baiknya dengan di kota-kota besar,” ujar Direktur Utama RSUP HAM dr Zainal Safri MKed(PD) SpPD-KKV SpJP(K) dalam keterangan tertulis.
Dr. Reno Rudiman selaku Ahli bedah robotik RSUP Dr. Hasan Sadikin juga menyampaikan bila Kementerian Kesehatan mempunyai visi agar semua mayarakat mempunyai kesempatan yang sama dalam mendapatkan pelayanan bedah.
0 Komentar