Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menyampaikan sebanyak 24.640.451 orang telah mengikuti peningkatan literasi digital melalui Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) sejak 2017 hingga akhir 2023.
"Bersama dengan 142 mitra dari berbagai latar belakang seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, kegiatan literasi digital telah diikuti hingga 24.640.451 peserta di seluruh Indonesia hingga akhir 2023," kata Nezar dalam rilis pers, Senin.
Nezar menyatakan GNLD memperkuat kecakapan digital dasar masyarakat dalam mencegah penyebaran konten negatif, serta menciptakan ruang digital yang produktif.
"Bersama dengan 142 mitra dari berbagai latar belakang seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, kegiatan literasi digital telah diikuti hingga 24.640.451 peserta di seluruh Indonesia hingga akhir 2023," kata Nezar dalam rilis pers, Senin.
Nezar menyatakan GNLD memperkuat kecakapan digital dasar masyarakat dalam mencegah penyebaran konten negatif, serta menciptakan ruang digital yang produktif.
Melalui program literasi digital, Kementerian Kominfo mendorong seluruh masyarakat untuk meningkatkan kecakapan pemanfaatan teknologi digital khususnya pada empat pilar literasi digital yang meliputi kecakapan digital, keamanan digital, budaya digital, dan etika digital.
"Keempat pilar tersebut disampaikan melalui berbagai modul dan kegiatan seminar, lokakarya, serta pengajaran lain yang dilakukan oleh GNLD yang terbuka untuk umum," ujar Nezar.
Wamenkominfo menekankan literasi digital memiliki manfaat mulai dari peningkatan adopsi teknologi dalam layanan publik, kegiatan ekonomi, inklusi digital dan partisipasi demokrasi masyarakat, serta mengakselerasi pembangunan sumber daya manusia, ekonomi.
"Namun, pekerjaan rumah kita masih cukup banyak. Di tahun 2022, tingkat literasi digital Indonesia masih berada di angka 3.54 dari 5.00 atau tingkat sedang," kata Nezar.
Menurut dia, upaya peningkatan literasi digital masih menghadapi beberapa tantangan seperti akses infrastruktur digital yang belum merata, arus informasi yang meningkat, hingga maraknya konten negatif serta hoaks.
"Keempat pilar tersebut disampaikan melalui berbagai modul dan kegiatan seminar, lokakarya, serta pengajaran lain yang dilakukan oleh GNLD yang terbuka untuk umum," ujar Nezar.
Wamenkominfo menekankan literasi digital memiliki manfaat mulai dari peningkatan adopsi teknologi dalam layanan publik, kegiatan ekonomi, inklusi digital dan partisipasi demokrasi masyarakat, serta mengakselerasi pembangunan sumber daya manusia, ekonomi.
"Namun, pekerjaan rumah kita masih cukup banyak. Di tahun 2022, tingkat literasi digital Indonesia masih berada di angka 3.54 dari 5.00 atau tingkat sedang," kata Nezar.
Menurut dia, upaya peningkatan literasi digital masih menghadapi beberapa tantangan seperti akses infrastruktur digital yang belum merata, arus informasi yang meningkat, hingga maraknya konten negatif serta hoaks.
Dia mengatakan sepanjang 2018 hingga 6 Januari 2024, Kementerian Kominfo telah melakukan pemutusan akses dan menurunkan 4.506.749 konten negatif serta menerbitkan klarifikasi terhadap 928 isu hoaks pemilu dalam periode yang sama.
Dalam kesempatan itu, Wamenkominfo turut mengapresiasi kontribusi Yayasan Teuku Laksamana Haji Ibrahim Dayah Jeumala Amal dalam dunia pendidikan Indonesia yang telah secara konsisten berkontribusi selama 36 tahun.
Dalam kesempatan itu, Wamenkominfo turut mengapresiasi kontribusi Yayasan Teuku Laksamana Haji Ibrahim Dayah Jeumala Amal dalam dunia pendidikan Indonesia yang telah secara konsisten berkontribusi selama 36 tahun.
0 Komentar