Tangkapan layar Pakar kesehatan dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Restuning Widiasih, dITBalam podcast Hasil Riset dan Diseminasi (HaRD Talk) Universitas Padjadjaran pada saluran berbagi video milik Unpad. (ANTARA/HO)
Terlebih pandemi COVID-19 juga sempat menjadi penghalang bagi para ibu untuk memeriksakan janinnya ke fasilitas kesehatan. Kondisi inilah yang mendorong untuk pengembangan alat pendeteksi kesehatan janin iniBandung (ANTARA) - Salah satu pakar kesehatan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Restuning Widiasih bersama rekan-rekannya mengembangkan alat periksa kesehatan janin portabel berbasis nirkabel atau Internet of Things (IoT) yang diberi nama Detect Me.
Restu mengatakan pengembangan alat itu dilandasi tingkat kematian janin di Indonesia yang masih tinggi akibat pendeteksian terlambat karena kurangnya pengetahuan para ibu hingga kurangnya akses terhadap layanan kesehatan, utamanya di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Indonesia.
"Terlebih pandemi COVID-19 juga sempat menjadi penghalang bagi para ibu untuk memeriksakan janinnya ke fasilitas kesehatan. Kondisi inilah yang mendorong untuk pengembangan alat pendeteksi kesehatan janin ini," kata Restu yang juga Wakil Dekan II Fakultas Keperawatan Unpad. di Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Restu mengatakan alat itu ukurannya cukup kecil sehingga mudah dibawa kemana-mana dan penggunaannya relatif mudah karena dapat terhubung ke telepon pintar secara nirkabel melalui jaringan internet, sehingga para ibu dapat langsung memantau denyut jantung dan pergerakan janin mereka dengan membuka aplikasi ponsel.
"Teknologi smartphone ini sebenarnya sudah dekat dengan masyarakat Indonesia. Jadi terkait ada sinyal atau tidak, aksesnya susah atau enggak, bagaimana mendeteksinya, rasanya itu sudah bukan masalah besar di Indonesia," ujarnya.
Alat tersebut. lanjutnya, juga bermanfaat bagi mereka yang kehamilannya berisiko tinggi.
Dalam proses pembuatan dan pengembangan alat ini, pihaknya bekerja sama dengan para pakar dari berbagai institusi, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Telkom University, dan RSUP Hasan Sadikin Bandung. Pengembangannya, menurut dia, membutuhkan 2-3 tahun.
Berdasarkan perhitungan kasar Restu, untuk saat ini, kisaran harga Detect Me berada pada rentang di atas Rp1 juta ke atas.
0 Komentar