Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo bercerita saat diminta untuk melakukan restrukturisasi BUMN Pangan, ID FOOD. Penugasan ini didapatkannya pada akhir tahun ini.
Tiko bercerita, dirinya kerap menerima penugasan untuk 'bersih-bersih' BUMN. Namun Tiko sendiri bertanya-tanya mengapa permintaan restrukturisasi ini baru diberikan menjelang akhir masa jabatan seperti sekarang ini."Kenapa baru sekarang? Kenapa nggak di 2019 beresinnya gitu? Kan saya perasaan beresin Garuda, Jiwasraya, dari 2019 ini. Kenapa baru 2023 mau 2024 baru mulai (restrukturisasi) ini? Saya juga agak bingung juga kenapa serius baru sekarang beresin keuangan," katanya dalam sambutannya di acara 2 Tahun Kontribusi ID FOOD, di Waskita Rajawali Tower, Jakarta Timur, Senin (8/1/2024).
Oleh karena itu, Tiko berkomitmen untuk menyelesaikan proses restrukturisasi ini 2024 sebelum pergantian pemerintahan. Menurut Tiko, dalam hal proses di ID FOOD ini menurutnya tidaklah mudah karena perlu dilakukan pendalaman lebih lanjut tentang kondisi keuangan perusahaan.
"Tanpa perbaikan kondisi keuangan yang signifikan tentu untuk kontributif, baik kepada pemegang saham maupun kepada stakeholders akan menjadi tantangan besar. Oleh karena itu semenjak kemarin saya ambil alih, saya fokuskan pertama dulu, cepat restrukturasi keuangan karena itu prioritas utama," jelasnya.
Selanjutnya, dibahas lebih lanjut dalam Project Management Office (PMO) bagaimana transformasi dari bisnis model ID FOOD. Pasalnya, BUMN Pangan ini terintegrasi dengan 11 anak perusahaan RNI serta ada 5 BUMN yang dimasukkan ke dalam holding ID FOOD sendiri.
"Bagaimana ekosistem ini dibangun secara integratif, siapa yang kelola produk mana, dan bagaimana efisiensi dapat dicapai. Ini saya sudah pengalaman bertahun-tahun ngurus transformasi dan restrukturisasi," ujarnya.
"Ini harus jadi holding efektif, bukan hanya holding efektif dalam konteks transformasi keuangan tetapi juga transformasi bisnis model dan operasional. Jadi mohon maaf temen-temen Dirut yang ada di BUMN, yang sekarang ada di holding ID FOOD saya akan mentransformasi juga model bisnisnya belum tentu kewenangannya sama kaya dulu," tambahnya.
Tiko mengatakan, pada masa-masa awal ia mulai memegang ID FOOD, ia sempat kebingungan karena restrukturisasi chart-nya karena memiliki kompleksitas yang sangat tinggi. Ditambah lagi, banyak hal tumpang-tindih di dalam perusahaan.
"Ini bagaimana men-streamline supaya lebih simpel melihatnya dan kita tahu bisnis modelnya yang hidup mana, yang mati mana dan margin yang besar di produk mana, apakah kita untung di distribusi, trading untung apa tidak," kata TIko.
"Nah, itu kalau nggak bisa dilihat kan semua kita enggak tahu perusahaan untung apa rugi dan akhirnya minus. Nah, ini kita mesti bedah dalam, tadi saya senang sudah ada dashboard keuangan dashboard keuangan harus mampu melihat produk mana yang untung distribusi mana yang untung, mana yang rugi. Jadi kita juga tahu bagaimana mengelola secara optimal," pungkasnya.
Sumber : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7130622/wamen-bumn-cerita-diminta-restrukturisasi-id-food-kenapa-baru-sekarang
"Tanpa perbaikan kondisi keuangan yang signifikan tentu untuk kontributif, baik kepada pemegang saham maupun kepada stakeholders akan menjadi tantangan besar. Oleh karena itu semenjak kemarin saya ambil alih, saya fokuskan pertama dulu, cepat restrukturasi keuangan karena itu prioritas utama," jelasnya.
Selanjutnya, dibahas lebih lanjut dalam Project Management Office (PMO) bagaimana transformasi dari bisnis model ID FOOD. Pasalnya, BUMN Pangan ini terintegrasi dengan 11 anak perusahaan RNI serta ada 5 BUMN yang dimasukkan ke dalam holding ID FOOD sendiri.
"Bagaimana ekosistem ini dibangun secara integratif, siapa yang kelola produk mana, dan bagaimana efisiensi dapat dicapai. Ini saya sudah pengalaman bertahun-tahun ngurus transformasi dan restrukturisasi," ujarnya.
"Ini harus jadi holding efektif, bukan hanya holding efektif dalam konteks transformasi keuangan tetapi juga transformasi bisnis model dan operasional. Jadi mohon maaf temen-temen Dirut yang ada di BUMN, yang sekarang ada di holding ID FOOD saya akan mentransformasi juga model bisnisnya belum tentu kewenangannya sama kaya dulu," tambahnya.
Tiko mengatakan, pada masa-masa awal ia mulai memegang ID FOOD, ia sempat kebingungan karena restrukturisasi chart-nya karena memiliki kompleksitas yang sangat tinggi. Ditambah lagi, banyak hal tumpang-tindih di dalam perusahaan.
"Ini bagaimana men-streamline supaya lebih simpel melihatnya dan kita tahu bisnis modelnya yang hidup mana, yang mati mana dan margin yang besar di produk mana, apakah kita untung di distribusi, trading untung apa tidak," kata TIko.
"Nah, itu kalau nggak bisa dilihat kan semua kita enggak tahu perusahaan untung apa rugi dan akhirnya minus. Nah, ini kita mesti bedah dalam, tadi saya senang sudah ada dashboard keuangan dashboard keuangan harus mampu melihat produk mana yang untung distribusi mana yang untung, mana yang rugi. Jadi kita juga tahu bagaimana mengelola secara optimal," pungkasnya.
Sumber : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7130622/wamen-bumn-cerita-diminta-restrukturisasi-id-food-kenapa-baru-sekarang
0 Komentar