Jakarta - Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus mengembangkan bidang analisis data, algoritma dan Internet of things (IoT). Hal itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) BRIN, Murata Manufacturing. Co. Ltd. (MURATA), Internet Initiative Japan (IIJ), dan PT. Agrisinar Global Indonesia (AGI) di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Kamis (1/2).
Nota kesepahaman tersebut dalam rangka kerja sama riset ilmiah, eksperimen, pada bidang analisis data, pengembangan algoritma dan lainnya, untuk tujuan pengembangan internet di Indonesia. "Akhirnya setelah berdiskusi selama lebih dari satu tahun, kami mencapai kesepakatan untuk melaksanakan penandatanganan ini," ucap Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika BRIN, Budi Prawara.
Budi juga menyoroti pentingnya data sebagai aset yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mencapai prestasi yang beragam. Dengan kemajuan teknologi, ketersediaan data semakin meningkat, dan ilmu data telah membuktikan kemampuannya dalam menganalisis, mengelola, dan menangani data sehari-hari.
Dikatakan Budi, penerapan data science telah merevolusi berbagai industri, membantu meningkatkan kinerja dan efisiensi secara signifikan. Salah satu bidang yang sangat diuntungkan adalah penelitian dan pengembangan, yang memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Budi juga menyoroti pentingnya memanfaatkan data keanekaragaman hayati, seperti data genomik tumbuhan, mikroba, dan hewan untuk pengembangan obat-obatan dan pengobatan presisi bagi manusia dan hewan. Menurutnya BRIN saat ini fokus pada penelitian dalam bidang kecerdasan buatan, big data, dan teknologi komputasi, khususnya untuk keanekaragaman hayati, dan dapat memanfaatkan data citra satelit terkait pemanfaatan keanekaragaman hayati tersebut.
Dalam konteks regulasi data penelitian, BRIN memiliki kebijakan untuk menyimpan data dalam sistem penyimpanan nasional untuk kemudahan akses dan kolaborasi. Data ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara bersama-sama dalam kerangka kolaborasi dengan pihak eksternal.
Budi juga membahas potensi penggunaan data dalam berbagai sektor, termasuk transportasi, kesehatan, kebencanaan, iklim, pertanian, dan pangan. BRIN juga memberikan skema fasilitasi bagi peneliti dan industri, baik di dalam maupun di luar negeri, melalui berbagai program pendanaan penelitian, mobilitas penelitian, dan pemanfaatan infrastruktur.
"Dengan penandatanganan nota kesepahaman pada hari ini, kami harap dapat segera ditindaklanjuti dengan perjanjian teknis yang akan memberikan manfaat bagi semua pihak. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan motivasi untuk terus berkontribusi dalam pengembangan teknologi, penemuan, dan inovasi baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia," ungkap Budi.
BRIN sendiri akan mendorong dan memfasilitasi kerja sama dalam bentuk kegiatan riset bersama dan pengembangan proyek-proyek, pertukaran data ilmiah dan informasi, peningkatan kapasitas, pertemuan ilmiah bersama seperti, simposia, seminar, konferensi dan pelaporan berkala hingga publikasi bersama.
Project Manager dari Murata Manufacturing Co Ltd, Hiroaki Tsumori, mewakili pihak perusahaan menyampaikan rasa terima kasih atas kesepakatan yang telah dicapai. Meskipun memerlukan waktu dan upaya yang besar, akhirnya semua pihak berhasil menyetujui konten MoU tersebut, membuka jalan bagi lanjutan dari proyek penelitian yang telah berjalan.
Proyek ini memiliki sejarah panjang, hampir 10 tahun yang lalu dimulai dengan kerja sama antara Murata, LIPI, IIJ, dan PT AGI untuk meneliti sistem penghitung lalu lintas yang dapat berfungsi secara optimal di Indonesia. Kerja sama ini membantu memverifikasi sistem yang dikembangkan oleh Murata, serta menemukan paten teknis yang diperlukan.
Tsumori mengungkapkan bahwa pihaknya berhasil merilis paten di Indonesia dan memulai pembicaraan dengan pemerintah Indonesia terkait penyimpanan data di dalam negeri, sesuai dengan persyaratan pemerintah terkait data tunai dari sistem IoT. Langkah pertama dilakukan dengan menerapkan arsitektur sistem yang sesuai, dan dua tahun lalu, sistem penghitung lalu lintas resmi mulai dioperasikan, memungkinkan pengiriman data dari lapangan di Jakarta ke pemerintah setempat.
Kesuksesan dalam mengumpulkan data yang sangat rinci dan tepat dari proyek ini menginspirasi Murata untuk melihat data tersebut sebagai aset yang penting, bukan hanya untuk kepentingan bisnis, tetapi juga untuk masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Hal ini mendorong mereka untuk berdiskusi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menggali lebih dalam analisis data yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Tsumori menyatakan kekagumannya atas kerja sama yang terjalin antara empat pihak yang terlibat, yaitu Murata, BRIN, IIJ, dan PT AGI, dan menyebutnya sebagai "tim impian" bagi proyek ini. Mereka bersemangat untuk terus mengembangkan dan memanfaatkan data yang tersedia guna memperbaiki lebih lanjut masyarakat Indonesia.
Division Director IoT Business Division Internet Initiative Japan (IIJ), Shinsuke Okada menyampaikan rasa terhormatnya karena IIJ, sebuah perusahaan yang didirikan pada tahun 1992 dan menjadi penyedia layanan koneksi Internet komersial kedua di dunia pada tahun 1993, ikut serta dalam penelitian bersama ini. IIJ telah memperoleh berbagai sertifikasi termasuk BCR sesuai dengan GDPR Eropa dan sertifikasi AFH GDPR, memungkinkan transfer data pribadi secara legal antara berbagai wilayah termasuk Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan Asia Tenggara.
Di Indonesia, IIJ telah menyediakan layanan seperti chip bisnis, layanan cloud, dan layanan operasi sistem, bekerja sama dengan penyedia layanan komunikasi utama. Dalam proyek ini, IIJ menyediakan layanan cloud, pembangunan sistem, dan layanan operasi untuk sistem penghitung lalu lintas Murata Manufacturing, serta berkolaborasi dalam menyelesaikan permasalahan terkait data lintas batas di Indonesia.
Dalam kerja sama ini, Murata Manufacturing akan fokus pada analisis data yang menggabungkan data lingkungan seperti informasi transportasi spesifik Indonesia dan data meteorologi, dengan tujuan utama untuk memberikan kontribusi dalam memecahkan masalah sosial di sektor transportasi Indonesia.
Sementara itu, IIJ akan mendukung penelitian terkait arsitektur sistem untuk ekstraksi dan penyelesaian masalah dalam sistem, serta menyediakan layanan cloud yang aman di Indonesia untuk kegiatan penelitian ini. Dengan demikian, kedua belah pihak berharap dapat menyumbangkan solusi bagi permasalahan sosial di sektor transportasi Indonesia melalui pemanfaatan data yang akurat dan relevan.
Director PT Agrisinar Global Indonesia, Haruno Subiyanto mengatakan selama ini pihaknya menjadi jembatan dan juga komunikasi antara pihak Indonesia dengan Jepang. "Jadi kalau untuk kolaborasi sebetulnya, ini kita mulai waktu itu dari tahun 2016 untuk traffic counting project, dan timnya itu starting semuanya di Bandung. Dan Alhamdulillah, setelah proses research, kemudian dibuatkan patent sehingga kita bisa lanjut untuk komersial," ungkapnya.
Dalam kerja sama ini, PT AGI ini yang akan mengkomersialkan hasil research yang berupa traffic counting ke local government. Selain itu juga pihaknya akan mendevelop produk-produk data dari traffic counting ini, sehingga benar-benar bisa dipakai dan bisa bermanfaat untuk operation dari local government.
"Jadi kami yang nantinya akan bersentuhan langsung dengan local government, sehingga kami bisa mengetahui sebetulnya pain point yang dimiliki oleh local government apa, dan kira-kira apa yang bisa kita support. Saya harapkan dari kerjasama ini bisa dihasilkan suatu solusi yang kira-kira bisa bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, dan juga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia dengan IT, data, dan juga IoT," pungkasnya. (jml)
0 Komentar