Pasardana.id - PLN Indonesia Power (PLN IP) telah berpartisipasi dalam carbon trading.
Hal ini ditandai dengan verifikasi nilai emisi Gas Rumah Kaca dari Lembaga Validasi dan Verifikasi Gas Rumah Kaca (GRK) terakreditasi Sucofindo di sejumlah Unit Pembangkit PLN IP.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra mengatakan, perusahaan berkomitmen untuk mengembangkan bisnis perdagangan karbon atau carbon trading, selain untuk mendorong kinerja bisnis, juga mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
"Target carbon trading pada tahun-tahun yang akan datang, yaitu dua kali lipat dari tahun 2023," kata Edwin dalam keterangannya, Sabtu (27/4) lalu.
Dirinya menyebutkan, perusahaan telah mencapai 2.428.203 ton CO2 dan akan meningkat dua kali lipat pada tahun-tahun selanjutnya.
Adapun unit pembangkit PLN Indonesia Power yang berkontribusi pada carbon trading tahun 2023 terdapat 10 Unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Edwin membeberkan, di antaranya; PLTU Suralaya, PLTU Banten 1 Suralaya, PLTU Adipala, PLTU Ombilin, PLTU Labuan, PLTU Pangkalan Susu, PLTU Lontar, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Labuan Angin dan PLTU Teluk Sirih.
"PLTU Suralaya menjadi penyumbang penurunan karbon terbesar yaitu sekitar 1,5 juta ton CO2," ujarnya.
Dia menilai, capaian dan target carbon trading PLN IP akan membantu pemerintah dalam mencapai Target Kontribusi Nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 dan Net Zero Emissions 2060.
"Dengan dilaksanakannya carbon trading oleh PLN Indonesia Power, maka kami berkontribusi dalam menekan laju perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, hal ini juga selaras dengan berbagai upaya pemerintah," ujarnya.
sumber : https://pasardana.id/news/2024/4/29/carbon-trading-pln-ip-targetkan-nilai-perdagangan-dua-kali-lipat/
0 Komentar