Melihat gambar ini, saya tertegun. Mengapa kita rasa, ini akan menjadi masalah anak cucu kita?
Apakah yang sudah kita lakukan sehingga ini semua harus menjadi masalah mereka?
Di Indonesia, sustainability report telah diwajibkan bagi lembaga keuangan dan perusahaan terbuka sejak tahun 2019 dan perusahaan tercatat sejak tahun 2020. Namun, karena adanya COVID-19, penerapannya diundur ke tahun 2021. Pada tahun kedua penerapannya, 88% perusahaan tercatat di Indonesia telah menyampaikan sustainability report tahun 2022. Sustainability report adalah instrumen yang penting dalam pendekatan pelaporan ESG bagi perusahaan Indonesia yang mencerminkan strategi perusahaan untuk menanggapi risiko iklim, keterlibatan pemangku kepentingan, dan kinerja ESG yang lebih baik. Laporan tersebut dapat menggambarkan tanggung jawab keberlanjutan Direksi, menunjukkan upaya peningkatan keterampilan keberlanjutan, serta meningkatkan kredibilitas di publik. Selain sebagai bentuk transparansi ke publik, sustainability report juga untuk menyelaraskan standar global dan menunjukan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan.
Indonesia sampai dimana?
Menurut data PWC, https://www.pwc.com/id/en/services/environmental-social-governance/sustainability-counts-ii.html , Indonesia mentargetkan di tahun 2060. Dan sudah dimulai dengan upaya oleh pihak otoritas keuangan (OJK) dan perusahaan-perusahaan publik.
Masalahnya sekarang ini bukan suatu keharusan (not mandatory), sehingga tidak banyak juga yang mengikuti gerakan Sustainability ini.
Standar Report
Apa yang digunakan sebagai standar report saat ini ? Berikut datanya dari beberapa negara (sumber PWC)
Dan mungkin juga tidak banyak yang tahu, kalau bulan April itu adalah Earth Month.
Lalu saya mencoba mencari tahu apa yang dikerjakan terkait dengan Sustainability Reporting yang ada di Indonesia saat ini.
Tidak ada pendekatan khusus untuk merancang laporan sustainability di indonesia. Sementara beberapa organisasi menengah hingga besar memilih untuk menulis laporan standar yang dikombinasikan dengan sertifikasi, yang lain memilih untuk menghasilkan laporan keberlanjutan dengan gaya bebas. Apa pun itu, yang sering disertakan dalam Sustainability Reporting Indonesia adalah sebagai berikut:
- Pernyataan CEO yang secara singkat memperkenalkan visi dan pendorong di balik laporan keberlanjutan.
- Menunjukan struktur tata kelola organisasi serta model bisnis.
- Konteks keberlanjutan, yaitu jenis analisis SWOT yang menggambarkan apa yang terjadi di tingkat pasar dan industri.
- Terinspirasi oleh analisis SWOT, penilaian dampak dapat dilakukan untuk mengidentifikasi dampak negatif utama dan risiko bisnis organisasi (di mana indikator untuk mengukur kemajuan juga diidentifikasi).
- Identifikasi pemangku kepentingan utama organisasi dan isu-isu yang paling menjadi perhatian mereka.
- Analisis materialitas di mana perhatian utama organisasi (4) dan pemangku kepentingan (5) diidentifikasi sebagai prioritas.
- Tinjauan kinerja sepanjang waktu dimana kemajuan dari setiap waktu dibagikan menggunakan indikator dan metrik utama
- Beberapa cerita dan gambar menarik tentang bagaimana strategi keberlanjutan membuat karyawan lebih termotivasi untuk bekerja, investor lebih bersedia untuk berinvestasi atau LSM berkolaborasi dalam proyek-proyek strategis.
0 Komentar