Sebanyak 15 desa di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) masih berstatus blanskpot. Padahal, kabupaten tersebut saat ini sedang berambisi mendorong Smart City (Kota Pintar).
Kondisi blankspot ini menjadi permasalahan tersendiri di lapangan karena keterbatasan akses layanan informasi dan komunikasi, seperti internet.
Berdasarkan data Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) HSS, dari total 148 desa di wilayahnya sebanyak 133 desa diantaranya sudah bebas blankspot. Namun, masih ada 15 desa yang statusnya masih blankspot.
“Persentase bebas blankspot 90 persen, sedangkan yang masih blankspot 10 persen,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Diskominfo HSS, Muhammad Erfan Ramadhani, Sabtu (15/7/2024) lalu.
Lebih lanjut, sebaran blankspotnya juga berdasarkan tersebar di lima kecamatan. Yakni Kecamatan Sungai Raya, Padang Batung, Telaga Langsat, Muning Dalam dan Kecamatan Loksado.
Upaya mengatasi blankspot itu, pihaknya telah mengajukan ke Kementerian Kominfo melalui program 3435. Hasilnya, HSS mendapatkan 5 buah BTS melaui tersebut.
“Lima BTS itu berada di Hamak Utara, Panggungan, Malinau, Batu Laki dan Tumingki. Namun belum ada yang berfungsi,” paparnya.
Sementara itu, Aparat Desa Haratai, Sanno mengatakan, dirinya mendukung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HSS yang ingin mendorong Smart City. Akan tetapi yang lebih krusial lagi menurutnya perlunya pemerataan akses.
Ia mengakui, akses layanan informasi dan komunikasi masih sangat sulit di desanya karena keterbatasan akses internet. Untuk urusan pelayanan yang menggunakan jaringan intranet tentunya masih terhambat.
“Memang sudah ada internet bakti yang pakai parabola di desa, cuma mengirim satu file aja leletnya minta ampun. Terpaksa untuk melakukan input data atau sejenisnya yang memerlukan akses internet harus ke kecamatan,” tuturnya, Senin (15/7/2024).
Ditambah lagi, jarak desa Haratai ke Kecamatan Loksado juga cukup jauh sekitar 8 kilometer. Jika dari rumah ke kecamatan hampir 16 kilometer. Apalagi infrastuktur jalannya juga sangat sulit hanya paving blok yang sebagian juga sudah rusak dan membahayakan.
“Pemerataan akses internet ini sangat penting. Karena sangat vital baik untuk pelayanan desa, pendidikan, maupun untuk menunjang ekonomi masyarakat. Jangan hanya di kota saja yang dibangun, tapi masyarakat yang diujung juga sangat butuh perhatian,” lugasnya. (MH/FN)
Sumber: https://pojokbanua.com/ambisi-dorong-smart-city-15-desa-di-hss-ternyata-masih-blankspot/
0 Komentar