Presiden Joko Widodo nampaknya belum akan tinggal di Ibu Kota Nusantara (IKN) dalam waktu dekat. Pasalnya, kebutuhan dasar seperti air bersih dan ketersediaan listrik masih belum siap. Oleh karena itu, orang nomor satu di Indonesia ini tidak mau terburu-buru untuk menetap di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Hal tersebut disampaikan saat memberikan keterangan pers setelah Pelepasan Bantuan Kemanusiaan untuk Papua Nugini dan Afganistan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (8/7).
“Airnya sudah siap (atau) belum? Listriknya sudah siap (atau) belum? Tempatnya sudah siap (atau) belum? Kalau siap, pindah,” katanya kepada awak media.
Presiden Jokowi juga menyebut bahwa ia telah menerima laporan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mochamad Basuki Hadimuljono. Hal itu mengenai progres penyediaan air bersih dan listrik di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, yang akan menjadi kawasan tempat tinggal Presiden beserta para menteri di ibu kota negara baru ini. Namun, Joko Widodo belum merinci progres tersebut.
“Sudah, tapi belum. Sudah, tapi belum,” ujarnya singkat.
Setelah mengunjungi Istana dan Kantor Presiden, serta mengecek persiapan peringatan HUT RI di IKN, ia menyatakan bahwa progres pembangunan sejumlah infrastruktur tahap pertama di IKN sudah berjalan sekitar 80 persen.
“Sangat optimistis untuk kantornya. Tapi untuk kantornya ini masih nunggu satu, air. Targetnya, airnya, Juli. Kemarin (4 Juni 2024) sudah kita resmikan Bendungan Sepaku Semoi. Tinggal menunggu pompa-pompa untuk menaikkan air, kemudian dialirkan ke bangunan dan rumah-rumah di Ibu Kota Nusantara,” ungkapnya.
Prioritas diberikan kepada kawasan Istana Negara, 12 tower rusun untuk ASN-Hankam, 4 Kantor Kemenko, Rumah Tapak Jabatan Menteri (RTJM), Hotel Nusantara, dan Rumah Sakit Hermina Nusantara.
0 Komentar