Keresahan Masyarakat atas Pemindahan Ibu Kota Negara
Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur telah menjadi isu yang kontroversial sejak awal. Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan menyatakan bahwa pemindahan ini merupakan "keputusan seluruh rakyat Indonesia." Namun, kenyataannya tidak sedikit masyarakat dan politisi yang mempertanyakan validitas klaim tersebut. Berdasarkan beberapa survei, banyak rakyat Indonesia yang justru menolak atau setidaknya skeptis terhadap proyek ambisius ini.
Bagi masyarakat di luar daerah Kalimantan Timur, pemindahan IKN dirasa tidak begitu relevan dengan kebutuhan harian mereka, terutama di tengah berbagai masalah seperti pemulihan ekonomi pasca-pandemi, krisis lingkungan, dan ketidaksetaraan infrastruktur. Di sisi lain, masyarakat lokal Kalimantan Timur menyuarakan keresahan terkait dampak lingkungan, perubahan sosial budaya, dan ketidakpastian jaminan kehidupan setelah IKN berdiri.
Salah satu akar dari ketidakpuasan masyarakat adalah ketidakselarasan antara apa yang disampaikan oleh pemerintah dan realitas di lapangan. Klaim bahwa pemindahan IKN adalah "keputusan seluruh rakyat" tidak mencerminkan survei dan pendapat mayoritas. Berdasarkan data dari berbagai lembaga survei, mayoritas masyarakat merasa pemindahan ini tidak menjadi prioritas utama. Sebaliknya, mereka lebih menginginkan perbaikan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan di daerah mereka dibandingkan dengan proyek besar yang menurut mereka hanya akan menguntungkan kalangan tertentu.
Dampak dari pemindahan IKN juga dirasakan tidak merata. Masyarakat di daerah yang akan menjadi lokasi ibu kota baru merasakan kekhawatiran akan dampak lingkungan, kehilangan lahan, dan pergeseran sosial. Sedangkan masyarakat di luar Kalimantan Timur melihat ini sebagai proyek yang jauh dari jangkauan mereka, baik secara fisik maupun manfaatnya. Alih-alih merasa menjadi bagian dari proyek nasional, banyak yang merasa teralienasi dan tidak terwakili dalam keputusan ini.
Membangun Dialog yang Lebih Terbuka dan Transparan
Langkah pertama untuk mengatasi keresahan ini adalah membuka ruang dialog yang lebih transparan antara pemerintah dan masyarakat. Salah satu penyebab keresahan adalah kurangnya komunikasi yang jelas dan terbuka tentang tujuan, manfaat, dan dampak pemindahan IKN. Pemerintah perlu mengadakan lebih banyak diskusi publik, baik di level nasional maupun daerah, untuk menjelaskan proyek ini dan mendengar langsung keluhan serta masukan dari masyarakat.
Selain itu, survei dan konsultasi publik yang lebih komprehensif harus dilakukan, bukan hanya sebagai formalitas tetapi untuk benar-benar mendengarkan suara rakyat. Dengan demikian, kebijakan yang diambil akan lebih berlandaskan pada data yang akurat dan mencerminkan aspirasi mayoritas.
Masyarakat juga perlu lebih aktif dalam menyuarakan pendapat mereka melalui saluran-saluran yang tersedia, baik itu melalui media sosial, komunitas, atau forum-forum resmi. Keterlibatan aktif dari masyarakat dalam setiap tahap pengambilan keputusan akan memastikan bahwa proyek sebesar pemindahan IKN ini tidak hanya menjadi proyek elite, tetapi juga membawa manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bagaimana menurut Anda, apakah pemindahan IKN benar-benar merupakan keputusan seluruh rakyat Indonesia? Apakah Anda merasa bahwa suara Anda sudah didengar dalam keputusan ini? Mari kita berdiskusi di kolom komentar untuk memahami lebih jauh bagaimana kita bisa terlibat dalam proses kebijakan yang transparan dan inklusif.
Sumber: https://www.kompasiana.com/ilhamakbarjunaidiputra0983/66f90b95ed64157f060f4e72/pemindahan-ikn-benarkah-keputusan-seluruh-rakyat?page=2&page_images=1
0 Komentar