Pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur bukan hanya sekadar memindahkan pusat pemerintahan atau gedung-gedung perkantoran.
Proyek ini membawa visi besar yang lebih mendalam, yakni menciptakan smart forest city yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Tujuan ini menempatkan ahli geologi sebagai kunci dalam memastikan keberlanjutan proyek sekaligus menjaga ekosistem alam yang ada.
Pembangunan IKN tidak hanya melibatkan aspek teknis biasa, tetapi juga kajian ilmiah mendalam terkait kondisi geologi wilayah tersebut. Ahli geologi dinilai memegang tanggung jawab besar untuk memberikan analisis dan rekomendasi yang dapat mendukung pembangunan dengan tetap memperhatikan dampak terhadap lingkungan sekitar.
Dalam Pertemuan Ilmiah ke-53 Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) di Balikpapan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menegaskan bahwa pembangunan IKN sangat membutuhkan peran ahli geologi.
Infrastruktur yang sedang dan akan dibangun di kawasan ini, termasuk Istana Negara, kantor pemerintahan, hunian ASN, Bendungan Sepaku Semoi, serta tol bawah laut (immersed tunnel), memerlukan keterlibatan ahli geologi sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan konstruksi.
Infrastruktur Vital dan Pengkajian Geologis
Beberapa infrastruktur vital di IKN sudah mulai dibangun dan melibatkan kajian geologi mendalam. Proyek seperti Istana Negara, Istana Garuda, serta hunian ASN dirancang dengan memperhatikan faktor keselamatan dan potensi risiko geologis.
Para ahli tersebut harus memastikan bahwa pembangunan dilakukan secara aman, tidak mengancam ekosistem, dan mempertimbangkan risiko geologi yang mungkin terjadi.
Bahkan, beberapa proyek infrastruktur yang berisiko tinggi, seperti pembangunan tol bawah laut atau immersed tunnel, juga memerlukan perhatian ekstra dari ahli geologi untuk memastikan kestabilan struktur.
Selain infrastruktur yang telah disebutkan, proyek lain yang sedang berjalan termasuk Masjid Negara, kantor lembaga yudikatif dan legislatif, serta kantor Wakil Presiden. Semua proyek ini telah melalui tahap pra konstruksi yang ketat dengan melibatkan ahli geologi dalam setiap proses perencanaan dan pelaksanaannya.
Ahli geologi tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada bagaimana menjaga kelestarian lingkungan selama proses tersebut.
Kajian geologi yang mendalam diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang mempertimbangkan kondisi fisik bumi serta risiko geologi yang ada, sehingga keberlanjutan lingkungan tetap terjaga.
Pertemuan Ilmiah ke-53 IAGI
Sebagai bentuk kontribusi nyata, IAGI melalui pertemuan ilmiahnya turut aktif memberikan masukan, saran, serta kritik terkait aspek geologis dalam pembangunan IKN.
Pertemuan ini juga menjadi platform bagi para ahli untuk mempresentasikan hasil karya ilmiah mereka dan berdiskusi mengenai berbagai solusi praktis terkait pembangunan infrastruktur strategis di Indonesia.
Diskusi produktif dalam pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi penting yang akan diimplementasikan dalam pembangunan IKN ke depan.
Dengan demikian, tidak hanya aspek fisik yang diperhatikan, tetapi juga keberlanjutan dan keselamatan lingkungan yang menjadi prioritas utama.
Tantangan dan Harapan Masa Depan
Pemindahan ibu kota ke IKN ini membawa tantangan baru bagi para ahli geologi. Mereka harus memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan tidak hanya cepat dan efisien, tetapi juga aman dan berkelanjutan.
Ini termasuk mempertimbangkan potensi bencana alam, risiko tanah longsor, gempa bumi, serta memastikan kelestarian hutan dan sumber daya alam lainnya.
Keberhasilan para ahli geologi dalam menjalankan tugas mereka akan menjadi pilar penting dalam mewujudkan visi IKN sebagai simbol masa depan peradaban Indonesia.
Sebagai kota yang dirancang dengan konsep smart forest city, IKN diharapkan dapat menjadi contoh pembangunan kota berkelanjutan yang ramah lingkungan di seluruh dunia.
Sumber: https://www.ayobandung.com/umum/7913742862/pindahnya-ibu-kota-ke-ikn-di-kalimantan-timur-buka-peran-penting-ahli-geologi-membangun-smart-forest-city-yang-berkelanjutan?page=2
0 Komentar