Kalimantan mengungguli Bali dan Nusa Tenggara dengan angka 8,7 persen. Sementara di urutan pertama adalah Pulau Jawa (36 persen), disusul Papua (21 persen), dan berikutnya Sumatera (19 persen).
Demikian catatan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, yang terungkap dalam Indonesia Investment Forum (IIF) 2024, Jumat (22/11/2024), di London, Inggris.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani menuturkan, berdasarkan nilai investasi Inggris di Indonesia selama periode 2019-2024 mencapai 2,28 miliar dolar AS.
Pada periode tersebut, investasi Inggris di Indonesia didominasi oleh sektor pertambangan (22 persen); tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan (17 persen); industri makanan (11 persen); jasa lainnya (9,2 persen); serta properti, kawasan industri, dan kegiatan usaha (8,2 persen).
Forum yang diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London ini dihadiri oleh 150 pelaku usaha terkemuka di Inggris.
Rosan menekankan peluang investasi di Indonesia khususnya pada sektor pendidikan, renewable energy, serta hilirisasi.
Hal ini menumbuhkan optimisme kepada para pelaku usaha Inggris untuk berinvestasi di Indonesia.
Menurut Rosan, Indonesia telah membuktikan daya tahannya di tengah tantangan global. Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, reformasi struktural, dan visi pembangunan berkelanjutan.
"Dengan dukungan kuat dari pemerintah, kami optimistis dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam lima tahun ke depan," ujar Rosan.
Inggris merupakan salah satu destinasi favorit bagi masyarakat Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri, berkat reputasi akademiknya dan kualitas pendidikan yang unggul.
Komitmen Inggris dalam mendukung pengembangan pendidikan di Indonesia semakin terlihat dengan hadirnya dua universitas asal Inggris, yaitu Lancaster University di Kota Bandung, Jawa Barat dan King's College London (KCL) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, Jawa Timur. Sementara itu, dari sisi energi, Indonesia juga menempatkan energi terbarukan sebagai prioritas.
Rosan menyebutkan potensi besar energi terbarukan di Indonesia yang mencapai 3.700 gigawatt yang berasal dari hidro, angin, tidal dan panas bumi.
Khususnya panas bumi menarik karena Indonesia merupakan negara dengan cadangan terbesar di dunia, yang mencapai hingga 23 gigawatt utamanya di pulau Jawa.
Saat ini, Indonesia masih bergantung pada energi berbasis bahan bakar fosil. Oleh karena itu pemerintah bertekad mengurangi ketergantungan tersebut.
"Namun, kami menyadari keterbatasan dalam hal sumber daya, teknologi, dan tenaga ahli. Karena itu, kami mengundang kolaborasi global untuk mewujudkan transformasi ini," jelas Rosan.
Sumber: https://ikn.kompas.com/read/2024/11/25/110000087/investasi-inggris-di-kalimantan-nomor-4-terbesar-se-indonesia
0 Komentar