Black & Veatch Kini Melistriki Kota-Kota Pintar di Indonesia


INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Dalam Negeri (Kememdagri) telah memasang target untuk mengubah 100 kota/kabupaten menjadi kota-kota pintar (smart cities) pada tahun 2019.

Jim Schnieders selaku Senior Vice President and Managing Director untuk bisnis EPC Power dari Black & Veatch untuk merefleksikan peluang tersebut.

Menurut Jim, membangun sebuah kota pintar (smart city) mudah dibayangkan, namun penuh tantangan dalam penerapannya.

"Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan setelah Anda membuat keputusan untuk mengaktifkan data agar dapat membuat komunitas anda lebih layak huni, berkelanjutan dan terkoneksi," kata Jim melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Ia menambahkan, mewujudkan smart city pada kenyataannya sering diawali dengan penerapan serangkaian perubahan kecil yang berkontribusi pada perubahan secara keseluruhan.

"Jalan menuju smart city penuh dengan rintangan, mulai dari anggaran yang ketat, prioritas yang tidak sejalan, dan publik yang skeptis," terangnya.

Namun demikian, lanjut Jim, inisiatif smart city yang dilakukan oleh kota Jakarta, Bandung dan Makassar telah menjadi contoh, mendemonstrasikan bagaimana cara kepemimpinan, visi, kolaborasi, dan keterlibatan pemain lokal dapat membantu mengatasi semua keraguan yang ada.

Kebutuhan akan inovasi energi menjadi dasar kesuksesan smart city. Secara global, perusahaan layanan publik memodernisasi jaringan mereka, memberdayakan pelanggan dan mengintegrasikan pasar baru, model bisnis, serta teknologi.

Hal ini memberikan peluang bagi perusahaan layanan publik untuk memfasilitasi kota-kota yang terkoneksi dengan memanfaatkan teknologi jaringan mereka.

Melalui proyek-proyeknya di Indonesia selama 50 tahun terakhir, Black & Veatch telah melihat sektor energi berkembang untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan penduduk dan industri.

"Sejak proyek pertama kami pada tahun 1969, kami telah menghasilkan lebih dari 20.000 megawatt (MW) listrik dari pembangkit listrik handal yang diadaptasi secara local, solusi transmisi, dan puluhan proyek infrastruktur minyak dan gas serta air lainnya di Indonesia," ungkap Jim.

Lebih lanjut, ia menuturkan, berfungsi sebagai kontraktor EPC atau konsultan ahli teknis, kami mengerjakan proporsi signifikan dari proyek pembangkit listrik unggulan Indonesia saat ini, sebagai bagian dari program 35 GW, termasuk proyek-proyek skala besar yang menggunakan tenaga batubara dan pembangkit bertenaga gas, serta mendukung proyek pengembangan energi terbarukan dan energi gabungan (hybrid).

"Dengan turunnya biaya penyimpanan baterai serta teknologi tenaga surya, angin, dan energi terbarukan lainnya, kami melihat peluang untuk membangun solusi mikrogrid skala kecil dan energi hybrid di Asia Tenggara," imbuhnya.

Menurut Jin, potensi solusi pembangkit listrik mikrogrid dan tenaga hybrid yang menggabungkan energi terbarukan sangatlah besar.

Untuk Indonesia, selain membantu negara mewujudkan tujuan smart city, pembangkit ini dapat menstabilkan pasokan listrik untuk pelanggan, menghantar listrik ke daerah terpencil serta meningkatkan keberlanjutan.

"Potensi untuk pengembangan sangat signifikan karena dibandingkan dengan pembangkit berbahan bakar diesel yang sering digunakan di banyak lokasi terpencil, mikrogrid dan pembangkit listrik hybrid dapat membantu mengurangi biaya," ucap Jim.

Namun, tambahnya, pembatasan investasi asing akan terus menjadi tantangan dalam industri ini dan berpotensi memperlambat pengembangan karena kendala seputar persyaratan muatan lokal dan batasan tarif.

Membangun lingkungan yang lebih layak huni, berkelanjutan dan terkoneksi memiliki banyak hambatan. "Namun dengan bekerja sama dengan mitra yang tepat dan berpengalaman dalam mengatasi tantangan ini, dapat membantu mengurangi risiko bisnis,"  pungkasnya. 

Sumber:
http://www.industry.co.id/read/34291/black-veatch-kini-melistriki-kota-kota-pintar-di-indonesia

Posting Komentar

0 Komentar