Petajalan dari #smartcity berbasis #cloud



Apakah roadmap / peta jalan dari sebuah Smart City ?


  1. Buat rencana jangka panjang mengenai tujuan implementasi Smart City
  2. Fokuskan kepada teknologi yang akan meningkatkan kualitas hidup. Dalam implementasi di Indonesia umumnya dimulai dengan keamanan, sehingga implementasi CCTV selalu menjadi pilihan utama. 
  3. Pemimpin, mulai dari Walikota adalah kunci kesuksesan utama. Walikota / Gubernur yang tidak memiliki visi dan misi untuk meningkatkan kualitas hidup warganya melalui smart city akan sulit membantu implementasi smart city.
  4. Perlunya ada perubahan struktur organisasi. Mungkin ini tidak mudah, tapi harus disesuaikan. Karena dengan penggunaan smart city dan tentu teknologi, maka semua fungsi akan menjadi berubah, bisa menjadi lebih cepat, lebih efisien. Ambil contoh, penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang akan merubah banyak interaksi surat menyurat, disposisi hingga efisiensi waktu dan tempat.
  5. Kerjasama antar pemerintahan daerah juga memegang peranan penting. Hal ini bisa kita lihat dari pemkot Bandung yang memberikan aplikasi yang telah dibuatnya untuk bisa digunakan dibanyak tempat lain. 
  6. Pola kerjasama jangka panjang untuk mendukung smart city. Dalam implementasinya, tentu tidak akan mudah. Salah satu yang kita lihat adalah program CCTV dalam Jakarta Smart City yang melibatkan pihak ketiga untuk menyediakan investasi dan akses. Demikian pula dengan pengembangan smart city berbasis cloud yang bisa dimulai.
  7. Pastikan pengembangan smart city terbukukan dan dipastikan bisa dilakukan, meskipun terjadi penggantian kepemimpinan. 
  8. Buat smart city platform yang bisa mengintegrasikan berbagai jenis layanan, dari antar satuan kerja, hingga instansi terkait, seperti kepolisian, rumah sakit hingga swasta.
  9. Dengan menggunakan smart city platform, terutama yang berbasis cloud, maka pemerintah dapat menghemat investasi. Tidak semua harus punya ruang server, data center, command center, semua bisa terintegrasi. Tiap dinas memiliki akses atas kebutuhan data yang mungkin diperlukan dan dikelola pihak lain, dan semua ini bisa terjadi dengan mudah. Tentu biaya akan lebih efisien.
  10. Budaya membuka data (Open Data), pihak di luar pemerintahan bisa saja membutuhkan data ini. Seperti yang dilakukan oleh Jakarta Smart City, membuka data yang diperlukan, bahkan bisa diakses melalui API tertentu. Semua ini akan membantu banyak pihak mengembangkan dan menggunakan data lebih baik.
*Fanky Christian
Sekjen Asosiasi Cloud Computing Indonesia 
Ketua DPD DKI Asosiasi Pengusaha TIK Indonesia
Waketum Asosiasi System Integrator & Sekuriti Indonesia

Posting Komentar

0 Komentar