Wali Kota Semarang Dorong Smart City Agar Pelayanan Kepada Masyarakat Semakin Cepat


TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang terus berupaya menjadikan Kota Semarang sebagai bagian dari smart city. Pasalny, di tengah kemajuan Kota Semarang yang begitu pesat masih ada kendala terkait validasi data.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyebutkan, data kurang valid yang dimiliki Pemkot Semarang di antaranya data terkait angka kemiskinan dan terkait jumlah pelanggan PDAM.

Tidak hanya itu saja, Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu mengungkapkan, hingga saat ini masih banyak laporan aduan masyarakat yang tidak sesuai kenyataan.

"Kami seringkali kewalahan ketika sedang melakukan pengecekan di lapangan terkait dengan laporan yang masuk baik melalui Lapor Hendi maupun Call Center 112. Dalam sehari, Call Center 112 menerima sebanyak 500-600 aduan. Namun, saat dilakukan pengecekan, hanya 30 persen saja yang valid," katanya usai membuka Forum Group Discussion (FGD) tentang developing an actionable smary city roadmap di Situation Room Balai Kota Semarang, Selasa (9/10/2018).

Atas daaar tersebut, Hendi berpikir bagaimana menjadikan Kota Semarang sebagai kota yang cerdas.

Maksudnya, dalam hal ini juga harus menata masyarakat supaya menjadi masyarakat yang paham dan bisa menerima kemajuan untuk pengembangan dan pembangunan Semarang menjadi lebih baik dan hebat.

Oleh karenanya, Hendi mengatakan, mendorong segera terwudnya smart city.

Baginya, smart city merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari lagi pada masa sekarang. Smart City justru menjadi sebuah hal yang harus diwujudkan di Kota Semarang.

"Dengan menjadi smart city, pelayanan semakin meningkat dan lebih cepat karena ada terobosan kreatif dengan memakai kemajuan teknologi informasi. Saya rasa smart city sudah menjadi hal mutlak yang harus dilakukan oleh para pimpinan daerah di Indonesia ini," ungkapnya.

Dalam FGD tersebut, hadir sejumlah pembicara ahli diantaranya Ketua Asosiasi Inisiatif Kota Pintar prof Suhono H Supangkat yang dikenal sebagai bapak Indonesia Smart City, Peneliti dan dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Arry Ahmad, Ketua Jaringan Smart City Kok-Chin dan Mitra dari Eden Strategy Institute Calvin Chu.

Selain itu juga perwakilan Kabupaten dan Kota sekitar.

Hendi mengatakan, dalam pengembangan Smart City, hal terbaik adalah belajar dari pengalaman.

Hendi berharap dengan didatangkannya para ahli, Kota Semarang dan beberapa Kota/Kabupaten yang turut hadir dalam lokakarya tersebut menjadi lebih mengerti bagaimana mengelola tantangan dan hambatan yang ada.

"Jadi nggak perlu teman-teman di wilayah Kabupaten/Kota harus ketemu masalah dulu, justru belajar dari orang-orang yang sudah cukup lama mengelola digitalisasi atau smart city kita akan lebih tahu sebelum terjadi sesuatu hal yang menjadi hambatan dalam pengembangan," terangnya.

Terkait keterlibatan Kabupaten dan Kota lain, Hendi menyebut ini menjadi sebuah kolaborasi dengan tujuan meningkatkan pembangunan di Provinsi Jawa Tengah.

Hendi mencontohkan pengalaman DKI Jakarta. Berkembangnya Jabodetabek, menjadikan DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Provinsi pun semakin maju.

"Dengan melibatkan wilayah Kabupaten dan Kota sekitar, kemudian mereka bisa melakukan percepatan pembangunan, yang paling merasakan manfaatnya selain wilayah tersebut, ya Kota Semarang. karena Semarang adalah ibu kota Provinsi yang kebetulan mereka adalah hinterland," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Kota Semarang, Nana Storada mengatakan, dalam kegiatan FGD ini, pihaknya akan fokus pada bagaimana Semarang dapat berkembang sebagai Kota Cerdas dengan model Public Private People (PPP) yang berbeda untuk keberlanjutan dan meningkatkan kualitas hidup.

"Hasil yang diharapkan dari lokakarya ini tentu menjadi tindak lanjut Roadmap Kota Cerdas tingkat tinggi bagi para pesertanya," katanya.

Sumber:
https://www.blogger.com/blogger.g?rinli=1&pli=1&blogID=1043056321966582841#editor/target=post;postID=6596500930440280058

Posting Komentar

0 Komentar