Strategi Kemendagri Ciptakan 100 Kota Pintar

Strategi pertama Kemendagri adalah mendorong penerapan sistem informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah baik dari sisi perencanaan maupun penganggaran.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo usai memberikan sambutan dalam acara Gerakan Menuju 100 Smart City di Jakarta, Rabu (15/5/20

19). - Bisnis/Rahmad Fauzan
JAKARTA — Kementerian Dalam Negeri menyiapkan 4 strategi dalam komitmennya mendorong pengembangan kota pintar di Indonesia.

Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, mengatakan strategi pertama Kemendagri adalah mendorong penerapan sistem informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah baik dari sisi perencanaan maupun penganggaran.

"Beberapa regulasi telah diterbitkan terkait [dengan] penggunaan sistem informasi dalam proses perencanaan dan penganggaran," ujar Tjahjo di acara Gerakan Menuju 100 Smart City di Jakarta, Rabu (15/5/2019).

Kedua, Kemendagri melakukan penyusunan dokumen rencana pembangunan daerah sebagai langkah awal mewujudkan pembangunan kota cerdas yang berkelanjutan sesuai dengan amanat Permendagri Nomor 7 tahun 2018.

Ketiga, Kemendagri mendorong perencanaan pembangunan kota pintar dengan analisis mengenai proses rencana pembangunan yang komprehensif, berbasis data, serta informasi yang aktual dan akuntabel.

Terakhir, Kemendagri mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan percepatan penyelesaian peraturan daerah tentang rencana detail tata ruang daerah.

"Ini suatu hal yang paling penting mengenai tata ruang yang perda-nya harus dipersiapkan oleh pemerintah kota dan kabupaten yang ada," imbuh Tjahjo.

Kota pintar sendiri adalah sistem yang dibangun dengan tujuan meningkatkan produktivitas daerah terpencil dan daya saing ekonomi, dengan memungkinkan terjadinya aktivitas pertukaran data seperti teknologi pencahayaan pintar, sistem parkir pintar, manajemen sampah, sistem drainase pintar, dan sistem kelistrikan pintar.

Biasanya, infrastruktur kota pintar terdiri dari berbagai objek dan mesin yang terhubung dalam sebuah jaringan kompleks yang saling mengirimkan data menggunakan teknologi nirkabel dan komputasi awan.

Konektivitas internet of things yang dapat dipercaya merupakan salah satu dari sekian banyak persyaratan untuk mengembangkan suatu kota pintar dan dapat mendukung layanan lain seperti analisa big data, implementasi kecerdasan buatan (AI), pembelajaran mesin (ML), dan teknologi blockchain.

sumber : https://teknologi.bisnis.com/read/20190515/84/922899/strategi-kemendagri-ciptakan-100-kota-pintar#

Posting Komentar

0 Komentar