Antisipasi Revolusi Industri 4.0, Unkris Buka Dua Prodi TI

Rektor Ukris, Dr H Abdul Rivai saat Halal Bi Halal di Gedung Pendopo Unkris, Jatiwaringin, Bekasi, Rabu (12/6).
JAKARTA -- Universitas Krisnadwipayana (Unkris) mengantisipasi revolusi industri 4.0 dengan membuka dua program studi (prodi) di bidang teknologi dan informasi (TI). Dua prodi ini diharapkan melahirkan lulusan yang berkaraktar di tengah perkembangan teknologi informasi dan intelijensia artifisial atau kecerdasan buatan yang berlangsung sangat cepat.

"Kita ingin menciptakan SDM yang berkualitas, ,meskipun dari sisi teknologi dan permodalan mungkin kita ketinggalan," kata Rektor Ukris, Dr H Abdul Rivai usai Halal Bibalal di Gedung Pendopo Unkris, Jatiwaringin, Bekasi, Rabu (12/6).

Abdul Rivai mengatakan Fakultas Teknik berhasil menambah dua program studi baru, yakni Program Studi Sistem Informasi untuk Program Sarjana dan Program Studi Manajemen Teknologi untuk Program Magister. Sedangkan, untuk membentuk karakter lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing di era industri 4.0, Rivai menggalakkan Jumat Sehat kepada para mahasiswa baru. Jumat Sehat yang digelar setiap hari Jumat ini untuk menanamkan akhlak dan perilaku yang baik kepada mahasiswa.

Rektor Universitas Krisnadwipayana Dr Abdul Rivai mengatakan Jumat Sehat bertujuannya untuk membentuk karakter lulusan Unkris. Jadi disamping memiliki akademik yang membanggakan, mereka juga memiliki sikap dan prilaku yang baik di masyarakat.

Dia mengakui tuntunan zaman membuat lulusan perguruan tinggi harus memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mampu menguasai perkembangan teknologi digital. Kemampuan digital inilah yang membuat para lulusan perguruan tinggi khususnya swasta di Indonesia, mampu bersaing di peluang kerja atau bisnis.

Abdul Rivai mengatakan, ciri revolusi 4.0 adalah punahnya sejumlah jenis pekerjaan yang dapat digantikan oleh teknologi informasi dan intelijensia artifisial, namun terdapat sejumlah jenis pekerjaan yang tidak pernah mungkin digantikan oleh teknologi informasi dan intelegensia artifisial. Dia menyebut, yakni jenis pekerjaan yang membutuhkan kecakapan sosial yang tinggi.

"Kita ingin memadukan kecakapan sosial itu dengan kemajuan teknologi revolusi industri 4.0. Bahkan, Jepang sudah mencetuskan Society 5.0 yang fokus pada pembangunan manusianya," ujar Rivai.

Oleh karena itu, lanjut Rivai pendidikan masa depan seharusnya mampu membekali peserta didik dengan kecakapan sosial sedemikian rupa. Sehingga mereka akan berkembang pada pascarevolusi 4.0 yang sebenarnya berpusat manusianya.

Direktur Penjaminan Mutu Unkris, Abdullah Sumrahadi menambahkan pembukaan dua program studi baru ini suatu langkah yang menarik dan responsif terhadap kebutuhan tren terkini. "Lebih dari itu, kedua prodi tersebut mampu menjadi jembatan menuju terciptanya masyarakat digital yang mengakar jati dirinya," kata Abdullah Sumrahadi.


Posting Komentar

0 Komentar