Bidan Perlu Memahami Tantangan Digital


Ketua Umum Pengurus Pusat IBI, Dr Emi Nurjasmi MKes membeberkan tantangan serta saran untuk para bidan ketika menjadi pembicara Seminar Nasional Eksistensi Provesi Bidan di Era Revolusi Industri 4.0 yang diselenggarakan Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran.
suaramerdeka.com - Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr Emi Nurjasmi MKes meminta para bidan agar memahami tantangan distrupsi digital di era Revolusi Industri 4.0. Instruksi itu ia sampaikan ketika menjadi pembicara Seminar Nasional Eksistensi Provesi Bidan di Era Revolusi Industri 4.0 yang diselenggarakan Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran, Selasa (2/7) siang. Dalam kesempatan itu, Dr Emi menyampaikan ada beberapa tantangan yang perlu dipahami seorang bidan. Diantaranya tantangan Revolusi Industri 4.0, kemudian tantangan ekonomi, sosial, teknis, lingkungan, dan tantangan politik, aturan, serta kebijakan.

“Perkembangan tekologi perlu diikuti, selain terampil bidan juga dituntut kreatif,” tandasnya.

Menyikapi berbagai tantangan tadi, pihaknya menjelaskan, bila seorang bidan sekarang tidak bisa tidak mesti terhubung dengan orang lain. Untuk itu diperlukan perhatian khusus dalam hal menghargai budaya, nilai-nilai, serta keberagaman yang ada di Indonesia.

“Itu yang kita tekankan, bagaimana menghargai setiap klien yang berlainan latar belakang,” imbuhnya.

Di hadapan peserta seminar dalam hal ini para bidan dan mahasiswa UNW Ungaran, Dr Emi melanjutkan, profesi bidan dan petugas kesehatan termasuk beruntung menyusul tidak semua perannya digantikan oleh sistem atau robot. Maka dari itu, dibutuhkan pengembangan SDM yang konkret, komprehensif, berjenjang, dan berkesinambungan.

“Harus selalu memperbarui informasi, beradaptasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memahami literasi baru,” ucapnya.

Selain Dr Emi Nurjasmi MKes, juga hadir Kepala LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah, Prof Dr DYP Sugiharto MPd Kons yang menyajikan materi tentang Pendidikan Profesi Bidan sebagai Salah Satu Solusi Menghadapi Era Revolusi 4.0. Di lokasi yang sama, kemarin digelar Peluncuran Profesi Bidan oleh Rektor UNW Ungaran, Prof Subyantoro MHum.

Dalam paparannya, Prof Subyantoro mengatakan, pascakeluarnya Surat Keputusan MENRISTEKDIKTI Nomor 1042/KPT/I/2018 tentang Izin Pembukaan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan, Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Ungaran, pihaknya pun telah menyiapkan sarana untuk menjawab tantangan Era Industri 4.0.

Terkait tugas pokok dan fungsi bidan, yang bersangkutan tentunya dituntut memiliki kompetensi dan profesionalitas sebagai seorang bidan yang mampu melayani dengan prima. Kemudian dituntut humanis dalam rangka mendukung serta mewujudkan kesehatan ibu dan anak.

Untuk itu, lanjutnya, para calon bidan tidak cukup dengan pendidikan vokasi atau akademis saja. Mereka butuh diberikan penguatan praktik dan bersimulasi dalam mengatasi permasalahan di lapangan. Sejalan dengan itu, UNW Ungaran bakal membekali para mahasiswanya 90 persen dengan kuliah praktik, serta serangkaian kompetensi yang mampu menjawab berbagai tantangan tersebut. Diantaranya penguasaan IT, kompetensi komunikasi, kolaboratif, berpikir kritis, dan kreativitas.

“Kompetensi dan profesionalitas bidan diperlukan, utamanya untuk menekan bahkan mengurangi secara drastis angka kematian ibu anak saat persalinan,” kata Prof Subyantoro.


Sumber : https://www.suaramerdeka.com

Posting Komentar

0 Komentar