Pemkot Surabaya Kenalkan Kompetisi Baru, Kampung Surabaya Smart City. Hadiahnya Rp 200 Juta

Pre-Launching dan Sosialisasi Program Lomba Surabaya Smart City 2019 di kantor Bappeko, Kamis (27/6­/2019).
SURABAYA - Lomba-lomba penghijauan dan pengembangan lingkungan yang telah digelar Pemerintah Kota Surabaya selama belasan tahun, dihapus dan diganti dengan lomba kampung baru, yakni Surabaya Smart City.

Berbeda dengan kompetisi-kompetisi sebelumnya yang masih cenderung fokus pada aspek tertentu, Surabaya Smart City memiliki fokus yang lebih luas, dengan cita-cita besar menjadikan kampung-kampung Surabaya jadi destinasi wisata.

Total hadiah yang ditawarkan sebesar hampir Rp 200 juta.

"Tujuan kami tidak hanya kebersihan seperti lomba-lomba sebelumnya. Karena itu, saya berharap para lurah nanti bisa membuat kampung yang berpotensi jadi kampung wisata, baik dari segi kebersihan, produk unggulan, kampung aman, dan lain-lain. Jadi tiap kampung bisa mengeluarkan potensinya sendiri-sendiri, dijadikan satu di Surabaya Smart City," tutur Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (Bappeko), Eri Cahyadi, dalam acara Pre-Launching dan Sosialisasi Program Lomba Surabaya Smart City 2019 di kantor Bappeko, Kamis (27/6/2019).

Menurutnya, perwujudan Surabaya sebagai smart city alias kota cerdas, hanya bisa dilakukan bila kampung-kampungnya turut bergerak.

Pasalnya, Surabaya telah dipenuhi hotel, mal dan apartemen.

Namun, ia berpesan, jangan sampai hadirnya modernisasi menghilangkan kampung.

"Jangan sampai dengan berdirinya itu, kampung-kampung hilang dan kumuh. Kami berharap bisa mewujudkan impian bu wali," katanya.

Adi Candra, Tim Motivator Lingkungan Sub Bagian Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH), menjelaskan ada beberapa gol yang ingin diraih melalui kompetisi ini.

Di antaranya adalah mewudkan smart environment yang meliputi smart energy, smart water, air and land management, serta smart waste management.

"Kami juga ingin mengedukasi pada masyarakat untuk menjaga kebersihan dan lingkungan, mengolah sampah, mengurai sampah plastik, penghijauan, gotong royong, serta mengubah kebiasaan masyarakat jadi lebih peduli lingkungan," jelas Adi.

Ada 154 kelurahan yang akan menjadi peserta Surabaya Smart City.

Semuanya akan dinilai melalui beberapa kategori, yakni kebersihan lingkungan dan pemilahan sampah, pencapaian target reduksi sampah (before-after), penghijauan, drainase dan sanitasi, partisipasi warga, habit, tim pendamping lingkungan, inovasi, circular economy, pemanfaatan energi dari renewable resource juga pemanfaatan lahan untuk urban farming.

Tim penilainya, terdiri dari DKRTH, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya, akademisi dan praktisi.

Pendaftaran lomba mulai 3-9 Juli 2019, penjurian pemaparan 1-9 Oktober 2019, lalu penjurian lapangan pada 21 Oktober-8 November 2019.

Penyerahan hadiah dilakukan pada 17 November 2019.

Total ada 15 hadiah yang diperebutkan, dengan hadiah tertinggi Juara I Surabaya Smart City sebesar Rp 50 juta.

Posting Komentar

0 Komentar