Indonesia Kekurangan Ahli Teknologi Informasi dan Programer


Ahli Teknologi Informasi Langka (Shutterstock)

Ditengah perkembangan teknologi informasi dan teknologi finansial, Indonesia saat ini menghadapi tantangan berupa minimnya tenaga ahli pada bidang tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, selama ini dunia pendidikan di Indonesia masih belum mumpuni menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggulan di bidang IT.
“Kita kan belajarnya dengan cepat karena selalu yg praktis-praktis saja yang dipelajari. Seperti tambah, kurang, kali, dan menghitung. Kita tidak pernah mengembangkan logika. sehingga sekarang ini (tenaga kerja) dukung berkurang dari yang basic sampai programmer,” terang Darmin saat acara Indonesia Fintech Forum 2019 di Jakarta.

Menurutnya, permasalahan ini harus segera diselesaikan dengan cepat agar kebutuhan SDM pada bidang IT bisa terpenuhi dari padsr kerja dalam negeri, dan mencegah semakin masifnya tenaga kerja asing.
Pada 2020 mendatang, pemerintah akan mengembangkan pendidikan vokasi yang menyelaraskan materi pendidikannya sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.
“Pemerintah dan otoritas mengantisipasi tantangan yang muncul dari pengembangan fintech di Indonesia, namun tetap membuka ruang adanya inovasi,” ujarnya.
Sebab, pada tahun-tahun mendatang, pekerjaan dalam bidang IT akan semakin besar peluangnya dan semakin dibutuhkan.
“Ekonomi digital secara khusus adalah jobmasa depan. Ada yang tinggal enggak muncul lagi, ada yang baru dan akan lahir lagi. Fintech adalah salah satu area di mana job masa depan terus diciptakan,” kata Darmin.

Kejahatan Cyber dan Jaringan Internet

Semakin permasalahan ketersediaan tenaga kerja dalam sektor tersebut, ekonomi digital juga dihadapkan dengan perkembangan kejahatan cyber yang menghantui konsumen.
“Pemerintah juga perlu memitigasi penyalahgunaan data pribadi dan membuka ruang inovasi. Sebab, fintech harus menjadi pendorong keuangan inklusif saat perbankan tidak mampu menjangkau masyarakat unbankable,” paparnya.
Selain itu, infrastruktur pendukung seperti tersedianya jaringan internet yang stabil juga menjadi faktor pendukung mulusnya perkembangan digital di Indonesia.

ebagai negara kepualauan, akses pemerataan internet perlu diciptakan agar keadilan sosial bagi seluruh masyarakat bisa tercapai.
“Kemudian infrastruktur pendukung secara backbone untuk digital Indonesia, pemerintah sudah menyelesaikan masalah stabilitas jaringan di kawasan timur dengan Palapa Ring. Akhirnya Indonesia 100 persen kualitas maupun kecepatan jaringan di semua daerah boleh dikatakan sama,” tegas Darmin.
Editor: Ayyi Achmad Hidayah

Posting Komentar

0 Komentar