Pasar Tradisional Bali Akan Gunakan Sistem Pembayaran QRIS

Pasar Tradisional Bali Akan Gunakan Sistem Pembayaran QRIS
Kepala BI Perwakilan Bali Trisno Nugroho (kiri) dan Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra (ketiga dari kanan) dan Kepala Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma (kanan, ujung) seusai Launching Digitalisasi Pasar Rakyat dan Implementasi QRIS di Pasar Phula Kerti, Denpasar, Senin (27/1/2020). - Bisnis/Busrah Ardans

Bisnis.com, DENPASAR - Bank Indonesia Perwakilan Bali bersama Pemerintah Kota Denpasar dan Bank BPD Bali sepakat menggunakan Quick Response Indonesian Standard atau QRIS untuk sistem pembayaran di pasar-pasar tradisional Provinsi Bali.
Dengan visi dan misi Pemkot Denpasar menjadikan kota berbasis Smart City, maka digitalisasi pasar tradisional akan sejalan dan beriringan dengan program Bank Indonesia dan Bank BPD Bali.
Trisno Nugroho, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali mengatakan Pasar Phula Kerti adalah pasar rakyat pertama di Denpasar atau pasar kedua di Bali yang menggunakan transaksi QRIS.
Selanjutnya Bank Indonesia menginginkan agar penggunaan QRIS di pasar-pasar tradisional Kota Denpasar diperluas sehingga dapat memudahkan pedagang dan masyarakat untuk bertransaksi.
"Denpasar sudah smart city jadi pasarnya juga harus digitalisasi dan QRIS harus jadi instrumen pembayaran. Dengan menggunakan QRIS data para pedagang dan UMKM akan bisa dipantau di Bank sehingga dengan mudah diberikan kredit perbantuan kepada UMKM. Apalagi Bali ini penopangnya adalah UMKM," kata Tris sapaannya usai Launching Digitalisasi Pasar Rakyat dan Implementasi QRIS di Pasar Phula Kerti, Denpasar, Senin (27/1/2020).
Ketika menggunakan QRIS, ujar Trisno, UMKM tidak perlu khawatir kehilangan uang karena jatuh atau diambil orang. Uang yang diterima akan langsung masuk ke rekening.
Bank Indonesia menilai kota Denpasar sudah cukup percaya diri untuk menggunakan QRIS sebagai alat pembayaran digital karena didukung visi kota Denpasar yang membangun Smart City dan pasar sudah mulai mengenal teknologi.
Apalagi pasar-pasar di Denpasar sejak beberapa tahun belakangan menggunakan E-retribusi, jadi digitalisasi di Denpasar bakal cepat. Denpasar, dia optimis bisa cepat.
"Di Tiongkok sudah menggunakan digitalisasi dengan jumlah masyarakat yang banyak dan kualitas pendidikan yang tidak jauh dengan kita tapi mereka sudah bisa artinya saya yakin kita juga bisa," ungkap dia.
Selanjutnya pasar Kedonganan juga akan dilakukan digitalisasi. Trisno pun mengajak masyarakat untuk meng-QRIS-kan Bali mulai dari Denpasar.
Kota Denpasar terdapat 46 pasar tradisional. Enam pasar dikelola oleh Pemkot Denpasar dan 40 lainnya milik Banjar dan Desa adat. 
Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan bahwa ekosistem digitalisasi sudah terbentuk dengan sendirinya. Denpasar menurutnya sudah berpengalaman dari beberapa tahun yang lalu semenjak merevitalisasi pasar Ketapian.
"Pasar yang sudah terdigitalisasi di Denpasar sudah 50-60 persen dari 20-an pasar tradisional yang sudah direvitalisasi," tutur Rai Mantra.

Posting Komentar

0 Komentar