SDM Jadi Kunci Proses Transformasi Digital

SDM Jadi Kunci Proses Transformasi Digital
(Ki-ka) Seksi Pengelolaan Situs Direktoral Jenderal Bagus Harie Prabowo, IT Division Head of Bulog Benny Ranti, Country Manager VMware Indonesia Cin Cin Go, Pemred Bisnis Indonesia Maria Benyamin, Head Devision of IT Infrastructur and Operation BRI Yusron Avivi,dan moderator Bisnis Lounge bertema Digital Transformation for Building a Smart Society in Millenial Era yang diselenggarakan Bisnis Indonesia Nusa Dua, Bali Kamis (30/1/2020). Busrah Ardans - Bisnis

Bisnis.com, MANGUPURA—Sumber daya manusia dan pola pikir merupakan tantangan terbesar pemerintah dan perusahaan di Indonesia di era milenial untuk dapat berkolaborasi menghadapi transformasi digital.
Staf Ahli Menteri Kementerian Kominfo Henri Subiakto menuturkan Indonesia memiliki modal penting dalam menghadapi era dimana teknologi menjadi sesuatu hal yang sangat penting. Dia mencontohkan demografi penduduk dan pertumbuhan ekonomi menjadi modal terpenting yang seharusnya dalam beberapa tahun mendatang bisa dipetik hasilnya.
Namun, tanpa adanya perubahan pola pikir dari SDM, maka upaya digitalisasi seperti smart city yang saat ini sudah dilakukan oleh sejumlah kota akan menjadi tidak berguna.
"Nyatanya Smart City [dikatakan] hebat, tapi data United Nation menunjukkan masih jauh target dan hanya di atas Timor Leste, terus bagaimana? Ternyata tidak efisien. Karena tidak terkoneksi, tidak ada kerja sama, sistemnya beda-beda," ujarnya di sela-sela acara Bisnis Lounge bertemakan Digital Transformation For Building a Smart Society in Millenial Era yang dihelat oleh Bisnis Indonesia di Nusa Dua, Kamis (30/1/2020).
Hadir dalam acara ini Pemred Bisnis Indonesia Maria Benyamin, Staf Ahli Menteri Kominfo Prof Dr. Henri Subiakto dan Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Bali Ida Bagus Ketut Ludra. Selain itu sejumlah perwakilan dari perusahan teknologi seperti VMWare, Lenovo, Trend micro, Netapp, Rubric, Virtus serta sejumlah karyawan IT dari BUMN dan BUMD.
Dia menegaskan mengubah pola pikir  adalah pekerjaan yang berat jika ingin menyukseskan program digitalisasi dan smart city. Berbeda halnya jika melakukan pembangunan infrastruktur asal punya uang, akan lebih cepat.
“Tapi merubah mindset, kultur itu tidak mudah, pekerjaan berat kita di situ," ujarnya.
Menurutnya, selain SDM dibenahi, egosentrisme harus ditinggalkan. Dia mencontohkan setiap kementerian punya sistem sendiri-sendiri, dan setiap daerah juga memiliki sistem sendiri.
Hal lain yang harus diatasi adalah social engineering, ego yang harus diturunkan, termasuk regulasi yang membuat orang hidup dengan sektornya masing-masing, itu harus dibongkar, jadi kerjaan berat bersama.
Pemred Bisnis Indonesia Maria Benyamin  menambahkan inti dari smart city adalah bagaimana cara menjadikan warga menjadi cerdas. Tanpa adanya kecerdasan, teknologi secanggih apapun tidak akan pernah berguna dalam melakukan transformasi.
Dia mengakui, pentingnya bagi sejumlah perusahaan melakukan kolaborasi di era digital saat ini untuk meraup peluang usaha lebih besar.
IT Division Head Perum Bulog (Persero) Benny Ranti mengakui teknologi bisa dikatakan hal termudah yang bisa diatasi perusahaan. Namun, hal tersulit yang akan dihadapi perusahaan untuk berubah pada saat ini adalah SDM dan proses itu sendiri.
Menurutnya, teknologi akan mudah diadopsi apabila SDM sudah siap dan prosesnya telah berjalan dengan baik sehingga menjadi satu ekosistem.
Menghadapi era perubahan teknologi sekarang, Bulog pun kini sedang menyiapkan SDM yang mumpuni dengan teknologi untuk disebar ke daerah-daerah dimana terdapat perwakilan mereka.
Harapannya dengan adanya penularan akan system teknologi, SDM yang tersebar saat ini akan lebih mudah bersosialisasi. Bulog juga bersiap memperluas pelayanan penjualan melalui situs daring bekerja sama dengan salah satu pelaku dagang elektronik untuk meningkatkan penetrasi lebih luas.
 “Makanya semua harus berirama antara people, proses dan teknologi itu,” tuturnya.
Transformasi digital juga terus dilakukan oleh perusahaan di Tanah Air untuk menghadapi cepatnya perubahan.  Head Division of IT Infrastructur and Operation BRI Yusron Avivi menyatakan saat ini salah satu BUMN ini tengah melalukan proses transformasi digital mengadopsi system VMware. 
Menurutnya, sistem ini diadopsi untuk mengantisipasi terbatasnya kapasitas penyimpanan internal di tengah-tengah tingginya tuntutan keamanan dan kecepatan dari nasabah dalam transaksi.
Senior Director, Technical Services South East Asia and Korea VMWare Santoso Suwignyo menambahkan tren kebutuhan perusahaan ke depannya akan teknologi komputasi adalah sistem hybrid dan multicloud.
Dua model ini dapat memberikan keyakinan dalam pengelolaan operasional dan infrastruktur sehingga akan sangat membantu perusahaan yang tidak hanya mengandalkan satu vendor penyedia komputasi.






Posting Komentar

0 Komentar