Secara Teoretis, Kecepatan 6G Bisa Capai 1TB per Detik

Jauh dari kata siap, jaringan 6G disebut mampu mencapai kecepatan hingga 1TB/dtk.
Jauh dari kata siap, jaringan 6G disebut mampu mencapai kecepatan hingga 1TB/dtk.

Jakarta: Jaringan 5G mungkin belum tersedia di semua negara, namun peneliti telah mulai mengembangkan jaringan nirkabel generasi selanjutnya. Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tiongkok baru-baru ini memulai persiapan terkait pengembangan jaringan tersebut.
 
Para ahli yang terlibat meyakini bahwa kecepatan jaringan yang disebut dengan nama 6G ini dapat mencapai 8.000 kali lipat dibandingkan dengan kecepatan 5G saat ini. GSM Arena melaporkan bahwa menurut anggota kelompok pengembang tersebut, 6G dapat mencapai kecepatan tercepat sekitar 1TB/dtk.
 
Sejumlah peneliti dan ahli di bidang jaringan menyebut bahwa jaringan ini masih jauh dari kata siap untuk digulirkan. Sebab, jaringan 5G saat ini baru mulai digunakan pada tahun 2019 lalu, setelah dikembangkan sejak tahun 2008.

Kemunculan jaringan 5G selaras dengan Internet of Things (IoT), atau seharusnya demikian, sedangkan era 6G diprediksi akan memberikan perspektif menyoal konektivitas yang benar-benar baru.
 
Masih jauh dari kata siap untuk dapat dinikmati masyarakat, kasus penggunaan jaringan 6G untuk jaringan latensi rendah dan berkecepatan tinggi masih belum jelas. Berdasarkan perkiraan awal, jaringan ini akan memungkinkan pengguna mengunduh 40 hingga 50 film dengan nilai setara konten 4K di perangkat dalam waktu singkat.
 
Sebelumnya, pemerintah Inggris mengumumkan keputusan akhir terkait keterlibatan negara asing dalam pengembangan 5G dan jaringan dengan kapabilitas gigabit. Dalam siaran pers yang disampaikan, pemerintah Inggris menyebut akan mengizinkan vendor berisiko tinggi untuk membantu pembangunan jaringan ini dalam persyaratan ketat.
 
Inggris akan mengizinkan Huawei berpartisipasi dalam penyebaran 5G, walaupun dalam syarat tertentu. Salah satunya, peralatan yang digunakan jaringan 5G dari Huawei tidak boleh lebih dari 35 persen.
 
Syarat lainnya yaitu peralatan tersebut juga tidak boleh digunakan pada lokasi dengan geografis sensitif seperti pembangkit tenaga dan basis militer. Selain itu, Huawei juga tidak diizinkan terlibat dalam peralatan inti dari jaringan 5G.
 
Sementara itu, Huawei menyebut masih membuka peluang untuk kembali menggunakan layanan Google, setelah regulasi larangan dagang yang diberlakukan kepada perangkat karya perusahaannya pada tahun 2019 lalu.

Posting Komentar

0 Komentar