Kendaraan Listrik: Pilar Penting Menuju Net Zero Emission 2060



 Dalam menghadapi krisis iklim global  dan menuju ekonomi yang berkelanjutan, kendaraan listrik memiliki potensi besar untuk membawa kita menuju era net zero emission pada tahun 2060. Sektor transportasi menjadi penyumbang terbesar kedua terhadap  emisi gas rumah kaca di Indonesia (IESR,2019). Menurut data yang diperoleh IESR ada tahun 2021, sektor ini berkontribusi terhadap 23% dari total konsumsi energi di Indonesia, dengan dominasi konsumsi energi dari bahan bakar minyak bumi. Dalam konteks ini, inovasi teknologi seperti  kendaraan listrik dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan. Artikel ini akan mengulas peran penting kendaraan listrik dalam mencapai  tujuan penting ini.

Menuju Skenario Net Zero Emission 2060

Skenario net zero emission (NZE) pada 2060 adalah visi yang menggambarkan arah pergerakan bagi sektor energi global menuju nol emisi CO2 pada tahun tersebut. Konsep ini berfokus pada pengurangan total emisi gas rumah kaca secara bersih, dan setiap emisi yang tersisa dikompensasi melalui tindakan pembersihan atau penyerapan karbon.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan komitmen PLN untuk mengubah 1 miliar ton emisi pada tahun 2060 menjadi nol ton emisi. Untuk mewujudkan tujuan ini, diperlukan kontribusi dari semua negara, dengan negara-negara maju diharapkan memimpin dalam mencapai NZE lebih awal dibandingkan dengan negara-negara berkembang.

Meskipun ada berbagai strategi dan metode menuju NZE 2060, namun terdapat ketidakpastian yang dapat mempengaruhi efektivitas pelaksanaannya. Skenario NZE merupakan salah satu dari banyak pendekatan yang mungkin, namun bukan satu-satunya cara untuk mencapai tujuan net zero emission.

Kendaraan Listrik sebagai Solusi Dekarbonasi Transportasi

Kendaraan listrik menawarkan solusi efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca yang ditimbulkan sektor transportasi karena memiliki tingkat efisiensi yang tinggi. Hal ini disebabkan karena penggunaan listrik sebagai sumber energi, tidak menghasilkan emisi jika diperoleh dari sumber energi terbarukan seperi energi surya, angin, dan air. Dengan demikian, penggunaan kendaraan listrik secara langsung mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara, menjadikannya solusi utama dalam dekarbonasi transportasi.

Manfaat Kendaraan Listrik

  1. Reduksi Emisi: Salah satu manfaat dari kendaraan listrik adalah mengurangi gas rumah kaca dan polusi udara. Penggunaan kendaraan listrik akan mengurangi emisi karbon sektor transportasi lebih dari 50% dibandingkan dengan kendaraan konvensional, sehingga membantu mengurangi jejak karbon transportasi.
  2. Efisiensi Energi: Kendaraan listrik menunjukkan efesiensi energi yang lebih baik dari kendaraan konvensional berbahan bakar fosil. Selain itu, kendaraan listrik dapat menghemat biaya energi per kilometer hingga 6 kali lipat dibandingkan kendaraan konvensional.
  3. Reduksi Impor BBM: Penggunaan kendaraan listrik tidak hanya mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak, tetapi juga menghasilkan penghematan devisa sekitar Rp 798 triliun. Melalui pergeseran dari sumber daya bahan bakar fosil menjadi energi terbarukan, kendaraan listrik dapat meningkatkan kemandirian energi suatu negara.

Tantangan dalam Adopsi Kendaraan Listrik 

  1. Biaya Investasi Tinggi: Kendaraan listrik sering kali memiliki biaya lebih tinggi daripada kendaraan  konvensional, hal ini disebabkan karena biaya teknologi masih tergolong mahal terutama baterai yang digunakan, sedangkan energi dari bahan bakar fosil dapat tergolong lebih murah dari baterai. Namun, biaya operasional yang rendah dapat mengimbangi biaya awal tersebut.
  2. Kapasitas Baterai dan Jarak Tempuh: Meskipun mobil listrik sudah mengalami peningkatan dengan kapasitas baterai terbesar mencapai 71,4 kWh dan mampu menempuh jarak lebih dari 500 km, kendaraan listrik masih dihadapkan pada batasan kapasitas baterai dan jarak tempuhnya.
  3. Keterbatasan Infrastruktur Pengisian: Keterbatasan stasiun pengisian daya menjadi salah satu hambatan utama dalam adopsi kendaraan listrik. Dengan rasio kendaraan listrik terhadap SPKLU (Stasiun pengisian kendaraan listrik umum) sekitar 1:70, kekhawatiran pengemudi terhadap ketersediaan yang terbatas meningkat. Namun, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan penyebaran SPKLU guna mewujudkan visi Indonesia tanpa emisi. 
  4. Isu Lingkungan Mengenai Limbah Baterai Litium: Pengelolaan limbah baterai litium merupakan isu penting yang perlu ditangani dengan serius untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya strategi yang efektif dalam daur ulang baterai litium menjadi bahan baku yang dapat digunakan kembali.

Upaya Menuju NZE 2060 

  1. Investasi dalam Infrastruktur: Investasi diperlukan dalam pengembangan infrastruktur SPKLU guna meningkatkan ketersedian serta aksesibilitas.
  2. Kebijakan dan Dukungan Pemerintah: Pemerintah perlu memberikan dukungan kebijakan untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik guna mencapai NZE pada tahun 2060.
  3. Inovasi Teknologi: Mendukung dan terus mendorong inovasi teknologi guna meningkatkan kinerja dan efesiensi kendaraan listrik. Pemerintah akan ikut serta mengembangkan inovasi teknologi dengan melakukan co-firing biomassa, pengembanagan hidrogen hijau serta mengkaji terkait carbon capture storage.
  4. Edukasi Masyarakat: Kesadaran masyarakat tentang krisis global yang sedang terjadi sangat penting agar mereka dapat berperan aktif dalam melindungi lingkungan dan menciptakan perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari.

Kendaraan listrik memegang peran penting dalam perjalanan menuju net zero emission pada tahun 2060. Dengan mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi, kendaraan listrik menjadi pilar penting  dalam upaya dekarbonisasi transportasi.

Untuk mencapai tujuan ini, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan masyarakat sebagai pelaku utama dalam mengatasi krisis iklim saat ini. Dengan langkah-langkah yang tepat dan kolaborasi yang kuat, kita dapat membangun masa depan yang lebih bersih, hijau, dan berkelanjutan

sumber : https://rm.id/baca-berita/ekonomi-bisnis/216926/kendaraan-listrik-pilar-penting-menuju-net-zero-emission-2060 

Posting Komentar

0 Komentar