Miris, Potensi Besar Tapi Energi Terbarukan RI Gak Maju-maju

 


Pemerintah memiliki target bauran energi baru terbarukan minimal sebesar 23% pada 2025 mendatang. Hal ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah No.79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional.

Pada Pasal 8 PP tersebut disebutkan bahwa sasaran penyediaan dan pemanfaatan energi primer dan energi final antara lain terpenuhinya kapasitas pembangkit listrik pada 2025 sekitar 115 giga watt (GW) atau 115.000 mega watt (MW) dan 2050 sekitar 430 GW.

Sementara berdasarkan Peraturan Presiden No.22 tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), dengan target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada 2025 dalam kebijakan energi nasional, maka kapasitas penyediaan pembangkit listrik EBT pada 2025 harus sekitar 45,2 GW dan 2050 sekitar 167,7 GW.

Namun sayangnya, target tersebut hingga kini masih jauh dari kondisi realitas saat ini. Berdasarkan data Kementerian ESDM, total pembangkit listrik EBT hingga 2020 baru mencapai 10.467 MW, hanya bertambah 176 MW dari 2019 yang sebesar 10.291 MW.

Pada 2021, pembangkit listrik EBT pun ditargetkan naik menjadi 12.009 MW. Meski ditargetkan ada peningkatan 1.542 MW pada tahun ini, namun ini masih jauh dari target RUEN yang mencapai 45,2 GW pada 2025.

Atau kalau pun mengacu pada kebijakan energi nasional, 23% dari target total pembangkit listrik 115 GW pada 2025, artinya pembangkit EBT harus mencapai 26.450 MW, tetap lebih dari dua kali dari kapasitas terpasang saat ini. Artinya, dibutuhkan tambahan kapasitas pembangkit listrik EBT sekitar 16 ribu MW hingga 2025 mendatang.

Padahal, berdasarkan data Kementerian ESDM, total potensi energi baru terbarukan di dalam negeri mencapai 417,8 GW, terdiri dari potensi laut 17,9 GW, panas bumi 23,9 GW, bioenergi 32,6 GW, bayu 60,6 GW, hidro 75 GW, dan surya 207,8 GW.

Melihat kondisi ini, mungkinkan target bauran energi 23% pada 2025 akan tercapai?

Executive Director Of Institute For Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa menyayangkan penambahan kapasitas pembangkit EBT yang sangat rendah sepanjang 2020. Kondisi ini menurutnya bakal memperberat dalam mencapai target bauran energi 23% di sektor kelistrikan.

"Sangat disayangkan bahwa 2020 kapasitas pembangkit energi terbarukan (ET) hanya bertambah 100-an MW di 2020. Under-performance di 2020 membuat pencapaian target 23% bauran energi terbarukan untuk pembangkitan tenaga listrik menjadi lebih sukar," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (13/01/2021).

Fabby menjelaskan untuk mencapai bauran 23% di sektor kelistrikan, berdasarkan perhitungan IESR dibutuhkan penambahan kapasitas sebesar 13 ribu sampai 14 ribu MW sampai dengan 2025.

"Penambahan kapasitas pembangkit ET untuk mencapai target tersebut sebesar 13-14 ribu MW sampai 2025 atau kira-kira 2.500-3.000 MW per tahun sejak 2021," jelasnya.

Namun demikian, menurutnya target bauran energi baru terbarukan secara umum 23% pada 2025 masih realistis dan masih bisa dicapai dengan sejumlah kondisi tertentu dan upaya yang serius oleh pemerintah. Dia pun mencontohkan pengalaman Vietnam yang bisa menambah 9 GW Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hanya dalam waktu satu tahun.

"Kuncinya adalah di komitmen dan kepemimpinan pemerintah, instrumen kebijakan dan regulasi, perencanaan yang jelas dan transparan, eksekusi proyek yang terencana baik, kemauan PLN untuk mengeksekusi serta insentif untuk menarik investasi," paparnya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan penambahan kapasitas pembangkit listrik EBT baru pada 2020 ini bisa dikatakan lebih kecil dibandingkan penambahan kapasitas pada tahun-tahun sebelumnya, di mana pada 2019, tambahan kapasitas baru mencapai 503 MW, pada 2018 bertambah 409 MW, dan 2017 bertambah 393 MW.

Menurutnya tambahan kapasitas pembangkit listrik EBT pada 2020 tersebut di antaranya karena beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso berkapasitas 66 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Merauke 3,5 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) Sion 12,1 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap 13,4 MW.

Dia mengatakan, sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional sudah ditetapkan target bauran energi sebesar 23% pada 2025. Oleh karena itu, menurutnya pemerintah terus berupaya mendorong penambahan kapasitas EBT.

"Total pembangkit listrik EBT di tahun 2020 10.467 MW dan di tahun 2021 kita targetkan kapasitas terpasang EBT 12.009 MW," ungkapnya saat konferensi pers Capaian Kinerja Sektor ESDM 2020 dan Rencana Kerja 2021, Kamis (07/01/2021).

Adapun hingga 2020, kapasitas pembangkit listrik hybrid mencapai 3,6 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/ Angin (PLTB) 154,3 MW, PLTS 153,5 MW, Bioenergi 1.903,5 MW, PLTP 2.130,7 MW, dan PLTA 6.121 MW.


Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20210113131841-4-215626/miris-potensi-besar-tapi-energi-terbarukan-ri-gak-maju-maju








Posting Komentar

0 Komentar